kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Uni Eropa menimbang sanksi baru pada Rusia


Minggu, 31 Agustus 2014 / 08:35 WIB
Uni Eropa menimbang sanksi baru pada Rusia
ILUSTRASI. JAKARTA. Karyawan menunjukkan logam mulia emas di gerai Pegadaian, Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia

BRUSSELS. Pimpinan Uni Eropa akan menjatuhkan sanksi lebih besar pada Rusia jika perang dengan Ukraina memburuk. Eropa kemungkinan kembali menyasar sektor energi dan finansial rusia. 

Para pempimpin negara-negara Uni Eropa akan memberi waktu sepekan pada Komisi Eropa untuk mengirimkan proposal penalti atas Rusia. "Situasi kembali memanas dalam dua hari terakhir dan kami akan menentukan sanksi lanjutan dalam sepekan," kata Angela Merkel, Kanselir Jerman dikutip Bloomberg. 

Presiden Ukraina Petro Poroshenko mengatakan, tentara Rusia dan peralatan militer masuk ke Ukraina. Tentara Ukraina ditarik setelah terkepung dekat kawasan Ilvoysk, menurut Menteri Dalam Negeri Ukraina Andriy Lysenko di Kiev.

Menurut PBB, konflik Rusia-Ukraina telah menewaskan 2.600 orang, termasuk 765 tentara Ukraina. Sebanyak 75 orang pemberontak pro-Rusia tewas dalam 24 jam terakhir. 

Pemerintah Ukraina telah meminta bantuan militer pada Uni Eropa namun sepertinya tidak akan dikabulkan. "Saya rasa tidak untuk bantuan militer," kata Merkel.

Dia mengatakan, Uni Eropa akan menargetkan sanksi pada industri energi dan keuangan. UE dan AS telah menolak visa dari Rusia dan membekukan berbagai aset individu dan perusahaan asal Rusia. Sejak Juli lalu, sanksi mulai ditargetkan pada sektor energi, finansial, dan pertahanan. 

Peluang sanksi baru ini lebih besar setelah Presiden Polandia Donald Tusk terpilih menjadi presiden blok UE berikutnya. Selama ini, Tusk selalu mendorong sanksi lebih berat untuk Rusia.  



TERBARU

[X]
×