Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Diplomat utama Uni Eropa (UE) mendesak menteri luar negeri Tiongkok pada hari Rabu (2/7/2025) untuk mengakhiri pembatasan ekspor tanah jarang.
Selain itu, UE juga memperingatkan bahwa dukungan perusahaan Tiongkok terhadap perang Rusia di Ukraina menimbulkan ancaman serius bagi keamanan Eropa.
Melansir Reuters, pernyataan dari layanan diplomatik UE muncul setelah Kaja Kallas, perwakilan tinggi blok tersebut untuk kebijakan luar negeri, bertemu Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi di Brussels.
Kallas menyerukan Tiongkok untuk mengakhiri praktik-praktik yang menyimpang, termasuk pembatasan ekspor tanah jarang, yang menimbulkan risiko signifikan bagi perusahaan-perusahaan Eropa dan membahayakan keandalan rantai pasokan global.
Mengenai perdagangan, Kallas mendesak solusi konkret untuk menyeimbangkan kembali hubungan ekonomi, menyamakan kedudukan, dan meningkatkan timbal balik dalam akses pasar.
Dalam kesempatan yang sama, ia juga menyoroti ancaman serius dukungan perusahaan Tiongkok terhadap perang ilegal Rusia terhadap keamanan Eropa.
Tiongkok mengatakan tidak memberikan dukungan militer kepada Rusia untuk perang di Ukraina. Namun, pejabat Eropa mengatakan perusahaan-perusahaan China menyediakan banyak komponen penting untuk pesawat nirawak Rusia dan senjata-senjata lain yang digunakan di Ukraina.
Baca Juga: Kremlin: Sanksi Uni Eropa ke Rusia adalah Pedang Bermata Dua
Kallas meminta China untuk segera menghentikan semua dukungan material yang menopang kompleks industri militer Rusia dan mendukung gencatan senjata penuh dan tanpa syarat serta perdamaian yang adil dan abadi di Ukraina.
Diskusi hari Rabu dimaksudkan untuk meletakkan dasar bagi pertemuan puncak antara para pemimpin Uni Eropa dan China akhir bulan ini.
Sebelumnya pada hari yang sama, Wang juga bertemu dengan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa sebagai bagian dari persiapan tersebut.
Dalam pertemuan itu, Wang meminta kedua belah pihak untuk saling menghormati kepentingan inti masing-masing dan meningkatkan saling pengertian.
Wang menambahkan bahwa unilateralisme dan tindakan intimidasi telah sangat merusak tatanan dan aturan internasional.
Pejabat Uni Eropa mengatakan mereka akan menggunakan pertemuan antara Kallas dan Wang untuk mendesak China agar menggunakan pengaruhnya sebagai pembeli minyak utama Iran guna menekan Teheran agar membuat kesepakatan mengenai program nuklirnya dan meredakan konflik di Timur Tengah.
Tonton: Perang Dagang Memanas Lagi! Trump Ancam Pajak iPhone dan Tarif Brutal untuk Uni Eropa I KONTAN News
Pernyataan Uni Eropa tidak menyebutkan apakah upaya tersebut membuahkan hasil.
Namun, disebutkan bahwa Kallas dan Wang sepakat tentang pentingnya Perjanjian Nonproliferasi Nuklir sebagai landasan rezim nonproliferasi nuklir global.
Uni Eropa dan Inggris, Prancis, dan Jerman merupakan pihak dalam kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran yang ditinggalkan Washington pada 2018, yang mereka harapkan dapat dihidupkan kembali. Iran selalu mengatakan bahwa program nuklirnya bersifat damai dan membantah tengah berupaya membuat senjata.
Costa dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen akan melakukan perjalanan ke Tiongkok untuk menghadiri pertemuan puncak dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Qiang pada 24-25 Juli.