Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Situasi Gaza yang semakin mematikan bagi anak-anak semakin mendapatkan perhatian dari badan pemerhati anak-anak PBB, UNICEF. Dalam laporan terbarunya, UNICEF mengatakan bahwa ratusan anak meninggal atau mengalami luka-luka akibat perang setiap harinya.
"Rata-rata 420 anak Palestina terbunuh atau terluka setiap hari di Jalur Gaza sejak 7 Oktober," ungkap UNICEF kepada Al Jazeera hari Selasa (31/10).
Tingginya jumlah korban meninggal di kalangan anak-anak membuat UNICEF menggambarkan Gaza sebagai kuburan bagi ribuan anak-anak. Hingga saat ini ada lebih dari 3.000 anak-anak yang meninggal akibat perang.
"Dilaporkan lebih dari 3.450 anak terbunuh, secara mengejutkan angka ini meningkat secara signifikan setiap hari. Gaza telah menjadi kuburan ribuan anak," ungkap juru bicara UNICEF, James Elder.
Baca Juga: Sekjen PBB: Bantuan yang Masuk ke Gaza Sangat Tidak Memadai
Otoritas kesehatan Palestina kini mencatat ada lebih dari 8.500 orang telah tewas di Gaza dengan lebih dari sepertiganya adalah anak-anak. Jumlah itu tercatat sejak eskalasi konflik bermula pada 7 Oktober lalu.
Sejalan dengan itu, badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, juga melaporkan bahwa anak-anak dan wanita mendominasi data korban tewas di Gaza sejauh ini.
"Wanita dan anak-anak merupakan 70% dari korban tewas di Jalur Gaza sejak eskalasi konflik dan hal ini tidak dapat dianggap sebagai kerusakan tambahan," kata Philippe Lazzarini, komisaris jenderal UNRWA, dikutip TASS.
Baca Juga: Kelompok Houthi Yaman Turun ke Medan Perang, Meluncurkan Drone & Rudal ke Israel
Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi, menjelang rapat Dewan Keamanan PBB hari Selasa mendesak dewan untuk mendorong gencatan senjata demi mengakhiri lingkaran kematian yang kini terjadi di Gaza.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada hari Senin (30/10) mengatakan bahwa dirinya tidak menghendaki adanya gencatan senjata di Gaza. Menurutnya, gencatan senjata menunjukkan bahwa Israel menyerah kepada teroris.
Amerika Serikat sejauh ini mendukung Israel dan menolak seruan gencatan senjata. Washington mengatakan bahwa gencatan senjata hanya akan menguntungkan pejuang Hamas.