Reporter: Barratut Taqiyyah, Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
DAMASCUS. Aksi protes di Syiria kian menyebar. Pada Jumat (15/4) kemarin, para demonstran merangsek ke dalam ibukota Damascus untuk pertama kalinya sejak aksi demonstrasi dimulai.
Aksi itu membuat pasukan kepolisian mulai berjaga-jaga. Polisi juga menggunakan pentungan dan gas airmata untuk membubarkan demonstran. "Saya menghitung ada sekitar 15 bus polisi khusus yang diterjunkan," ujar salah seorang saksi mata. Saksi itu menambahkan, pasukan polisi tersebut mengarah ke Utara untuk mengejar para demonstran.
Sementara itu, di wilayah lain, ribuan demonstran melakukan aksi long march dan menuntut presiden Syiria Bashar Al-Assad yang sudah memerintah selama 11 tahun untuk mundur. "Allah, Syiria, Kebebasan." Teriakan itu menggema secara berulang-ulang dalam aksi protes di sejumlah kota.
Aksi protes juga terjadi di kota Deir al-Zor, dekat perbatasan Irak. Di kota ini, aksi protes juga dilakukan oleh anak belasan tahun dengan menggambar grafiti di dinding sekolah yang menunjukkan revolusi.
Kota Latakia dan Homs juga bergejolak. Pemerintah setempat melaporkan, seorang polisi dikabarkan tewas oleh demonstrator. Namun, kelompok hak asasi manusia membantahnya dan mengatakan belum ada laporan yang masuk satu pun mengenai korban tewas.
Di Dewaa, "Demonstrasi berasal dari hampir setiap mesjid di kota itu, termasuk mesjid Omari. Jumlah demonstran mencapai 10.000 orang," jelas salah seorang aktivis via telepon kepada Reuters.