Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. United Parcel Service (UPS) mengumumkan pemangkasan 20.000 pekerjaan sebagai bagian dari upaya efisiensi di tengah ketidakpastian ekonomi global dan proyeksi penurunan volume pengiriman dari pelanggan utamanya, Amazon.
Keputusan ini diambil setelah UPS melaporkan laba kuartal I-2025 yang melampaui ekspektasi pasar.
Perusahaan juga akan menutup 73 gedung milik dan sewa hingga akhir Juni, serta menargetkan penghematan biaya hingga US$3,5 miliar pada 2025.
Baca Juga: Indonesia Terima Komitmen Investasi Baru dari Amazon Senilai Rp 84,3 Triliun
CEO UPS Carol Tome menyatakan, langkah efisiensi ini penting untuk menyesuaikan jaringan operasional di tengah permintaan yang melambat.
"Tindakan yang kami ambil untuk merestrukturisasi jaringan dan memangkas biaya sangat tepat waktunya," ujarnya.
Langkah ini terjadi di tengah kebijakan tarif tinggi Presiden AS Donald Trump yang telah memperlambat perdagangan global dan mendorong perusahaan memangkas biaya.
Perlambatan ini turut menekan kebutuhan layanan pengiriman antarperusahaan.
UPS tidak memberikan panduan terbaru untuk kinerja tahun 2025, dengan alasan ketidakpastian makroekonomi.
Baca Juga: Bitcoin Jadi Aset Terbesar Kelima di Dunia, Lampaui Amazon dan Google
Namun, perusahaan akan terus melakukan efisiensi melalui otomatisasi, penjualan aset, dan pengurangan tenaga kerja. Tahun lalu, UPS juga telah memangkas 12.000 pekerja.
Pengeluaran terkait pemutusan hubungan kerja dan penutupan fasilitas diperkirakan mencapai US$400 juta hingga US$600 juta pada 2025.
Sebelumnya pada Januari, UPS telah mengonfirmasi akan mengurangi jutaan pengiriman dari Amazon, yang menyumbang 11,8% dari total pendapatan perusahaan pada 2024.
UPS juga diperkirakan terdampak penurunan volume dari pemain e-commerce murah asal China seperti Temu dan Shein, menyusul kebijakan baru AS yang akan mengenakan tarif pada pembelian bebas bea hingga US$800 mulai 2 Mei.
Secara kinerja, pendapatan UPS pada kuartal I tercatat US$21,5 miliar, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar US$21,05 miliar.
Baca Juga: Pekerja Amazon Gelar Aksi Mogok Kerja saat Musim Liburan yang Sibuk
Segmen domestik AS tumbuh 1,4% menjadi US$14,46 miliar, ditopang kenaikan pengiriman udara dan perbaikan pendapatan per paket, meski volume secara keseluruhan menurun.
Laba per saham tercatat US$1,49, di atas estimasi analis sebesar US$1,38.
Pada Januari lalu, UPS menargetkan pendapatan penuh tahun ini mencapai US$89 miliar dengan margin operasional sekitar 10,8%.