Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Duta Besar Arab Saudi untuk PBB mengatakan pada hari Senin (1/3/2021) bahwa laporan intelijen AS yang melibatkan penguasa de facto kerajaan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi tidak memberikan bukti kuat.
"Laporan itu .. didasarkan pada could’ve, should be and would dan tidak menunjukkan bukti tuduhan tanpa keraguan," kata duta besar Abdallah Al-Mouallimi dalam sebuah posting Twitter.
“Pangeran dengan berani menerima tanggung jawab moral, menyerahkan tertuduh ke sistem peradilan, dan berjanji untuk mereformasi organisasi intelijen. Kasus ditutup!” tambahnya.
Melansir Reuters, Pangeran Mohammed membantah terlibat dalam pembunuhan Khashoggi, di mana delapan orang dipenjara di Arab Saudi tahun lalu. Akan tetapi, Mohammed mengatakan dia memikul tanggung jawab utama karena itu terjadi dalam pengawasannya.
Baca Juga: Soal sanksi untuk Putra Mahkota Arab Saudi, Joe Biden: Senin akan ada pengumuman
Laporan AS yang dirilis pada hari Jumat menunjukkan bahwa Pangeran Mohammed menyetujui operasi untuk menangkap atau membunuh Khashoggi berdasarkan kendali pangeran atas pengambilan keputusan, keterlibatan langsung dari penasihat utama, detail perlindungannya sendiri, dan dukungannya untuk menggunakan tindakan kekerasan untuk membungkam para pembangkang di luar negeri, termasuk Khashoggi.
Pemerintah Saudi telah menolak temuan laporan tersebut dan mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa pembunuhan Khashoggi adalah kejahatan keji oleh kelompok penipu.
Baca Juga: Intelijen AS: Putra Mahkota Arab Saudi setujui operasi pembunuhan jurnalis Khashoggi
Sebelumnya, Kontan memberitakan, Presiden AS Joe Biden menjelaskan, bahwa pembunuhan lawan politik tidak bisa diterima oleh Amerika Serikat sambil mempertahankan hubungan dengan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi.
Di antara langkah-langkah hukuman yang AS ambil pada Jumat, misalnya, memberlakukan larangan visa pada beberapa warga negara Arab Saudi yang diyakini terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.
Kemudian, memberikan sanksi pada warga negara Arab Saudi lainnya, termasuk mantan wakil kepala intelijen, berupa pembekuan asetnya di AS dan melarang orang Amerika untuk bertransaksi dengan mereka.
Baca Juga: AS: Putra Mahkota Arab Saudi menyetujui operasi pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi
AS juga sedang mempertimbangkan untuk membatalkan penjualan senjata ke Arab Saudi yang menimbulkan masalah hak asasi manusia dan membatasi penjualan di masa depan untuk senjata "defensif".
"Kami menilai, Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman menyetujui operasi di Istanbul, Turki, untuk menangkap atau membunuh jurnalis Jamal Khashoggi," kata Kantor Direktur Intelijen Nasional AS dalam laporannya, seperti dikutip Reuters.