Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vale SA mengumumkan tercapainya dua kesepakatan terpisah terkait penjualan 13% saham dari unit bisnis logam dasarnya seharga US$ 3,4 miliar. Kesepakatan ini bertujuan untuk meningkatkan produksi tembaga dan nikel Vale di berbagai negara.
Dikutip dari Yahoo Finance, penjualan tersebut merupakan bagian dari strategi Vale untuk membuka nilai lebih dari aset nikel dan tembaga, mengingat ekspektasi melonjaknya permintaan logam tersebut dari pasar kendaraan listrik.
Perusahaan patungan yang dibentuk oleh Saudi Arabian Mining Co (Maaden) dan Dana Investasi Publik (PIF) Saudi akan mengakuisisi 10% saham, sementara perusahaan investasi AS Engine No. 1 akan mengakuisisi 3% sisanya.
"Dengan portofolio berkualitas tinggi kami, kami berada di posisi unik untuk memenuhi permintaan logam hijau yang terus meningkat dan penting untuk transisi energi global," kata CEO Vale Eduardo Bartolomeo dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: Divestasi Saham Vale Indonesia (INCO) Diharapkan Berfokus pada Energi Bersih
Bisnis inti Vale adalah produksi dan distribusi bijih besi, namun unit logam dasarnya juga memproduksi tembaga dan nikel di tambang-tambang di Brasil, Kanada, dan Indonesia.
Dengan mitra barunya, dia bilang Vale berencana untuk berinvestasi antara US$ 25 miliar hingga US$ 30 miliar dalam proyek mineral strategis selama dekade berikutnya.
"Rencana ini memungkinkan untuk mencapai potensi peningkatan yang signifikan dalam produksi tembaga kami menjadi sekitar 900.000 metrik ton per tahun, dari 350.000 ton," katanya.
Output nikel juga akan naik menjadi lebih dari 300.000 metrik ton per tahun, dari 175.000 ton saat ini.
Berkantor pusat di Toronto, Kanada, Vale Base Metals adalah salah satu produsen logam grup nikel, tembaga, kobalt, dan platinum.
Vale Base Metals memiliki anak usaha di Indonesia PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang dikendalikan melalui Vale Canada Limited. Vale Indonesia fokus pada produksi nikel dengan kapasitas produksi 75.000 metrik ton per tahun.