Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Beberapa waktu lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi perhatian penuh terhadap kemunculan varian COVID-19 baru yang dianggap mendorong lonjakan kasus baru di India. Kondisi ini terjadi pada saat kasus yang dilaporkan di sebagian besar dunia mengalami penurunan.
Mengutip Fortune, Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis COVID-19 untuk WHO, menjelaskan, XBB.1.16, dijuluki "Arcturus" oleh pelacak varian COVID, sangat mirip dengan "Kraken" XBB.1.5 yang dominan di AS, varian COVID yang paling menular.
Tetapi mutasi tambahan pada protein lonjakan virus, yang menempel dan menginfeksi sel manusia, berpotensi membuat varian tersebut lebih menular dan bahkan menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Untuk alasan ini, dan karena meningkatnya kasus di Timur, XBB.1.16 dianggap sebagai salah satu varian yang harus diperhatikan.
Ini adalah peringatan yang pernah kita dengar sebelumnya tentang bibit Omicron lainnya — khususnya XBB.1.5.
Varian tersebut, yang menjadi terkenal akhir tahun lalu dan awal tahun ini, menimbulkan peringatan bahwa penyakit itu dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah, berdasarkan mutasi baru yang telah dikembangkannya.
Baca Juga: UPDATE Covid-19 Indonesia, 1 Mei 2023: Tambah 892 Kasus Baru, Meninggal 16
Berikut 9 hal yang perlu diketahui tentang varian tersebut, menurut AdventHealth:
1. Menurut pejabat kesehatan, COVID-19 masih menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat yang terkait dengan sekitar 250 kematian setiap hari.
2. Organisasi Kesehatan Dunia saat ini mengklasifikasikan XBB.1.16 atau Arcturus sebagai "varian dalam pemantauan", yang kurang serius dibandingkan "varian minat" atau "varian perhatian". Namun, klasifikasi tersebut bersifat cair dan dapat berubah sewaktu-waktu.
3. AdventHealth mengatakan varian Arcturus memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi daripada strain sebelumnya.
4. Varian baru membawa serta gejala COVID-19 yang sama sekali baru: konjungtivitis, juga dikenal sebagai mata merah, yang sering disertai rasa gatal.
Baca Juga: Kemenkes Tambah Jenis Vaksin Booster untuk Antisipasi Sub Varian Arcturus