Reporter: Edy Can, Bloomberg | Editor: Edy Can
CARACAS. Negara penghasil minyak terbesar di Amerika Selatan, Venezuela membayar utangnya senilai US$ 20 miliar ke Cina dengan minyak mentah. Venezuela akan mengirimkan minyak sebanyak 200.000 barel setiap hari ke Negeri Tirai Bambu itu.
Sebelumnya, pada April lalu, Cina mengucurkan pinjaman ke Venezuela untuk membiayai proyek pertanian dan teknologi. Pinjaman ini berjangka waktu 10 tahun.
Selain itu, Petroles de Venezuela SA, perusahaan minyak nasional Venezuela juga meneken kerjasama joint venture dengan China National Petroleum Corp sebesar US$ 16,3 miliar untuk memompa 1 juta barel minyak setiap hari. Hasil itu akan dikirimkan ke kilang-kilang penyulingan di Asia.
Menteri Perminyakan Venezuela Rafael Ramirez mengatakan pengiriman minyak ke Cina ini merupakan setengah dari kapasitas ekspor mereka. "Kami ingin mendiversifikasi pasar. Ini adalah kebijakan internasional kami," katanya.
Dibawah kepemimpinan Presiden Hugo Chavez, kebijakan politik luar negeri memang terus berubah. Mereka kini lebih akrab dengan Cina yang berideologi komunis ketimbang Amerika Serikat. Kebijakan ini juga turut berpengaruh terhadap penjualan minyak mentah.
Bila pengiriman minyak ke Cina bakal terus meningkat tidak demikian halnya dengan Amerika Serikat. Pengiriman minyak Venezuela ke Negeri Uwak Sam ini cenderung melorot.
Data Badan Informasi Energi Amerika Serikat menunjukkan rata-rata pengiriman minyak Venezuela ke Amerika Serikat turun dari 1,55 juta barel setiap hari menjadi 1,01 per hari.
"Pengiriman ke Cina akan meningkat tergantung apa yang dilakukan oleh Amerika Serikat," kata Ramirez.