Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gambar-gembor bahwa energi terbarukan selalu murah kerap kali terdengar. Memang, janji-janji tersebut digunakan untuk mengurangi dominasi bahan bakar fosil yang sudah lama digunakan.
Sayangnya, dibalik harapan bahwa energi terbarukan bisa lebih murah, ada perusahaan yang perlu menekan biaya untuk memenuhi ekspektasi tersebut. Salah satunya produsen energi angin Vestas Wind System A/S.
Kepala Eksekutif Vestas Henrik Andersen bilang asumsi bahwa energi terbarukan harus murah bahkan gratis itu salah. Bahkan, asumsi tersebut semakin liar ketika ada gejolak biaya komoditas.
Henrik menyadari saat ini tenaga angin tetap kompetitif dengan energi lain setelah invasi Rusia ke Ukraina menaikkan harga bahan bakar fosil. Tapi lelang pemerintah untuk ladang angin baru menekan perusahaan untuk menjaga harga tetap rendah.
Baca Juga: China Melonggarkan Beberapa Pembatasan COVID-19
“Sementara proses yang mahal dan panjang untuk mendapatkan izin perencanaan terus menghambat pertumbuhan,” ujar Henrik dikutip dari Bloomberg, Jumat (11/11).
Pada tahun 2022 ini, Vestas hanya mengharapkan margin keuntungannya menjadi sekitar -5%. Henrik menyebut pihaknya telah menaikkan harga lebih dari 30% pada tahun lalu untuk membantu membendung kerugian.
“Output dari turbin tidak pernah lebih berharga. Tapi kami kehilangan uang dalam pembuatan turbin,” imbuhnya.