Reporter: kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Sementara itu, melansir Reuters, demam emas yang menarik ribuan orang ke sebuah desa di provinsi Kivu Selatan Kongo telah mendorong pihak berwenang untuk melarang penambangan di sana sampai lebih banyak pengawasan ditetapkan.
Menteri Pertambangan Kivu Selatan Venant Burume Muhigirwa mengatakan, penemuan bijih kaya emas di Luhihi pada akhir Februari membawa kerumunan penggali ke lokasi tersebut. Kondisi itu memberi tekanan pada desa kecil yang terletak sekitar 50 km (30 mil) dari ibukota provinsi, Bukavu.
Penambangan subsisten - mengekstraksi mineral dengan peralatan yang belum sempurna - adalah hal yang umum di seluruh Republik Demokratik Kongo, dan penambangan emas “artisanal” tersebar luas di bagian timur dan timur laut negara penghasil emas.
Baca Juga: Harga emas Antam hari ini turun Rp 1.000 ke Rp 929.000 per gram pada Jumat (12/3)
Penambang, pedagang dan anggota angkatan bersenjata Kongo (FARDC) diminta untuk meninggalkan lokasi tambang di dalam dan sekitar Luhihi. Tidak hanya itu, semua kegiatan penambangan ditangguhkan sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Kehadiran FARDC di lokasi tambang - dilarang di bawah kode penambangan Kongo - berkontribusi pada "kekacauan" di Luhihi, kata dekrit itu.
Muhigirwa mengatakan penangguhan penambangan akan memungkinkan pihak berwenang untuk mengidentifikasi penambang dan memastikan mereka terdaftar dengan benar di regulator pertambangan artisanal.
"Ketertiban harus ditegakkan kembali dalam kegiatan pertambangan di Luhihi tidak hanya untuk melindungi kehidupan tetapi juga untuk memastikan ketertelusuran emas yang diproduksi sesuai dengan hukum Kongo," demikian bunyi keputusan itu seperti yang dikutip Reuters.
Tim Ahli PBB untuk Kongo melaporkan tahun lalu, produksi emas di Kongo secara sistematis tidak dilaporkan dan berton-ton logam mulia diselundupkan ke rantai pasokan global melalui tetangga timurnya.