Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - LONDON. Volume perdagangan di bursa kripto utama anjlok lebih dari 40% pada Juni lalu, dengan tindakan keras di China dan volatilitas yang lebih rendah di antara faktor-faktor yang menekan aktivitas.
Volume perdagangan spot di bursa kripto merosot 42,7% menjadi US$ 2,7 triliun, dengan volume derivatif turun 40,7% menjadi US$ 3,2 triliun, menurut data peneliti CryptoCompare yang berbasis di London, Inggris.
"Headwinds berlanjut saat China bertahan dengan tindakan kerasnya terhadap penambangan Bitcoin," kata CryptoCompare, Senin (12/7), seperti dikutip Reuters. "Sebagai akibat dari harga dan volatilitas yang lebih rendah, volume spot menurun".
Baca Juga: Pasar kripto alami crash, menyeret semua harga cryptocurrency besar ke bawah
Harga Bitcoin, kripto terbesar, turun lebih dari 6% bulan lalu, menyentuh level terendah sejak Januari 2021. Sebab, pihak berwenang di China memperketat pembatasan yang diluncurkan sebulan sebelumnya pada perdagangan dan penambangan Bitcoin.
Harga Bitcoin jatuh 35% pada Mei, yang dipicu oleh langkah China untuk mengendalikan sektor kripto yang tumbuh cepat. Volume perdagangan crypto cenderung melonjak selama periode perubahan harga yang ekstrem.
Binance yang menghadapi pengawasan dari regulator di seluruh dunia, mempertahankan posisinya sebagai platform bursa kripto terbesar berdasarkan volume perdagangan spot, CryptoCompare menyebutkan. Tapi, volume di Binance turun 56% pada Juni menjadi US$ 668 miliar.