kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Waduh! Kasus virus corona global akhirnya melampaui angka 15 juta


Kamis, 23 Juli 2020 / 07:41 WIB
Waduh! Kasus virus corona global akhirnya melampaui angka 15 juta
ILUSTRASI. Kasus virus corona global menembus angka 15 juta. REUTERS/Evgenia Novozhenina


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SYDNEY/LONDON. Kasus infeksi virus korona global melonjak melewati angka 15 juta pada hari Rabu (22/7/2020). 

Menurut perhitungan Reuters, di Amerika Serikat, yang memiliki jumlah kasus terbanyak di dunia dengan 3,91 juta infeksi, Presiden Donald Trump memperingatkan: "Sayangnya, itu mungkin akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik."

Lima negara teratas dengan jumlah kasus terbanyak adalah Brasil, India, Rusia, dan Afrika Selatan. Namun, penghitungan Reuters menunjukkan penyakit ini mengalami kenaikan tercepat di Amerika, yang menyumbang lebih dari setengah infeksi dunia dan setengah angka kematian.

Baca Juga: Zona corona di Jawa Barat Rabu 22 Juli mayoritas rendah alias kuning

Menurut penghitungan Reuters, berdasarkan laporan resmi, secara global tingkat infeksi baru tidak menunjukkan tanda-tanda melambat.

Setelah kasus Covid-19 pertama dilaporkan di Wuhan, China, pada awal Januari, dibutuhkan sekitar 15 minggu untuk mencapai angka 2 juta kasus. Sebaliknya, hanya butuh delapan hari untuk mendaki di atas 15 juta dari 13 juta yang dicapai pada 13 Juli.

Pakar kesehatan menekankan bahwa data resmi hampir pasti tidak melaporkan infeksi dan kematian yang sebenarnya, terutama di negara-negara dengan kapasitas pengujian terbatas.

Baca Juga: Ada 139 orang meninggal, Indonesia catat rekor kematian harian akibat corona

Menurut data WHO, jumlah resmi kasus virus corona pada Rabu mencapai 15.009.213. Angka ini tiga kali lipat lebih tinggi dari jumlah penyakit influenza berat yang dicatat setiap tahun. Sementara, jumlah kematian lebih dari 616.000 kasus dalam tujuh bulan terakhir, yang mendekati kisaran atas kematian influenza tahunan.

Dengan gelombang pertama virus corona yang masih memuncak di beberapa negara dan kebangkitan jumlah kasus di negara lain, sejumlah negara menerapkan kembali langkah-langkah jarak sosial yang ketat. Sementara, sejumlah negara lain melonggarkan pembatasan.

Sementara epidemi memburuk di Amerika Serikat, fokus Trump menjelang pemilihan presiden pada November adalah membuka kembali perekonomian. Selain itu, para gubernur di negara bagian Texas, Florida, dan Georgia yang terpukul keras virus corona, terus melancarkan seruan untuk pembatasan yang lebih ketat.

Di Brasil, lebih dari 2,15 juta orang dinyatakan positif termasuk sang Presiden Jair Bolsonaro. Sementara itu, lebih dari 81.000 orang telah meninggal. Bolsonaro sebelumnya telah meremehkan wabah itu. Besarnya skala kasus infeksi telah membuat Brasil menjadi tempat uji coba utama untuk vaksin potensial.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Rabu (22/7): 91.751 kasus, 50.261 sembuh, 4.459 meninggal

India, satu-satunya negara lain dengan lebih dari 1 juta kasus, melaporkan hampir 40.000 kasus baru pada hari Rabu. Setelah ingin membuka kembali ekonominya, India kini menghadapi tantangan ganda yakni memerangi pandemi dan banjir besar di timur laut negara itu.

Di Spanyol, jumlah orang yang diizinkan di pantai Barcelona dibatasi setelah banyak warga berbondong-bondong berlibur ke pantai selama akhir pekan meskipun ada saran untuk tetap di rumah.

Baca Juga: Update corona Jatim Rabu 22 Juli positif 19.093, sembuh 10.460 meninggal 1.496

Di Australia, penduduk Melbourne, kota terbesar kedua di negara itu, diperintahkan untuk mengenakan masker di depan umum sejak Rabu setelah negara itu melaporkan rekor 501 kasus baru.

Pejabat di Kanada mengamati dengan seksama lonjakan dalam kasus corona ketika ekonomi dibuka kembali, menghubungkan kenaikan angka ini akibat sebagian besar orang muda yang berkumpul di bar.

Sementara itu, China mengumumkan bahwa penumpang pada penerbangan yang masuk ke dalam negeri harus memberikan hasil tes Covid-19 negatif sebelum diizinkan masuk China, karena pihak berwenang berusaha mengurangi risiko kasus impor di tengah meningkatnya perjalanan internasional.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×