kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Walau ekonomi lesu, Bursa China cetak rekor


Senin, 15 Juni 2015 / 10:30 WIB
Walau ekonomi lesu, Bursa China cetak rekor


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Uji Agung Santosa

BEIJING. Tanda-tanda perlambatan pertumbuhan ekonomi China seakan tidak mampu meredam selera beli investor di pasar modal. Kendati ekonomi melambat, bursa saham China terus mencetak rekor baru.

Shanghai Composite Index menyentuh level 5.166,35 di perdagangan akhir pekan lalu. Angka ini merupakan level tertinggi sejak Januari 2008. Aksi beli investor yang membuncah turut mendongkrak kapitalisasi pasar bursa Shanghai.

Untuk pertama kalinya, kapitalisasi pasar Shanghai Composite Index menembus US$ 10 triliun. Valuasi Shanghai Composite Index mencapai US$ 10,03 triliun di perdagangan akhir pekan lalu. Pencapaian ini bertambah US$ 5,1 triliun sejak akhir tahun 2014. Valuasi bursa saham China jauh melesat meninggalkan bursa saham Jepang yang hanya mencapai US$ 5 triliun.

Sementara, kapitalisasi pasar paling jumbo masih dipegang bursa saham Amerika Serikat (AS) yang mencapai US$ 25 triliun. Sejak akhir tahun lalu, Shanghai Composite Index melonjak 60%. Prestasi ini merupakan yang tertinggi ketimbang bursa saham di seluruh dunia. Ini berbanding terbalik dengan perkembangan produk domestik bruto (PDB) China yang sudah menyenggol level terendah sejak 2009 pada bulan Juni ini.

Namun, investor justru memanfaatkan perlambatan ekonomi dengan keyakinan bahwa Pemerintah China bakal menggelontorkan stimulus jumbo. Faktor lain, Pemerintah China membuka akses lebar bagi investor asing.

Per Maret 2015, investor asing boleh mengempit 30% saham perusahaan lokal, naik dari sebelumnya maksimal 20%. "Pemeritah China ingin bursa saham kuat sebagai wadah privatisasi perusahaan pelat merah lewat penawaran saham perdana (IPO)," kata Sean Taylor, Head of Emerging Markets Deutsche Asset, seperti dikutip Bloomberg, akhir pekan lalu.

Koneksi Hong Kong Selain langkah Pemerintah China, koneksi antara bursa saham China dengan Hong Kong menjadi salah satu mesin pertumbuhan. Untuk pertama kalinya, bursa saham Shanghai dan Hong Kong terhubung membentuk Shanghai-Hong Kong Stock Connect per 17 November 2014.

Shanghai-Hong Kong Stock Connect memungkinkan investor untuk bertransaksi lintas batas. Dus, investor global bisa mengakses saham-saham perusahaan China dari bursa Hong Kong. BBC memperkirakan, koneksi dua bursa raksasa di Asia ini akan menghasilkan transaksi hingga US$ 3,8 miliar per hari. Asal tahu saja, koneksi kedua bursa ini adalah langkah liberalisasi pasar modal China. 



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×