Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Warga China lebih berhemat dalam menghabiskan masa libur panjang Tahun Baru Imlek. Jika di tahun-tahun sebelumnya, penduduk mainland memilih perjalanan ke luar negeri, mulai negara-negara di Asia Tenggara hingga Eropa dan Amerika Serikat, maka sekarang mereka memilih untuk berkeliling di dalam negeri. China Trading Desk menyebut, ini gambaran warga di China yang lebih selektif dalam memilih tujuan perjalanan mereka.
Keadaan ekonomi yang sedang sulit tecermin dalam rencana sebagian besar warga China mengisi masa libur Tahun Baru Imlek. Banyak penduduk Negeri Tembok Raksasa yang memilih perjalanan domestik. Kalaupun ke luar negeri, tujuannya sebatas negara-negara di Asia.
Data China Trading Desk, yang dikutip Bloomberg, memperkirakan sekitar 2,2 juta - 2,6 juta orang akan bepergian selama masa libur delapan hari yang dimulai 28 Januari. Meski jumlah naik 30% dari basis terendah di tahun 2024, namun angka itu masih lebih rendah daripada kenaikan di era sebelum pandemi, yang mencapai 6,3 juta wisatawan.
Baca Juga: BOJ Menaikkan Bunga ke Level Tertinggi Sejak Tahun 2008
Musim liburan panjang kali ini tak lagi menampilkan citra warga China sebagai salah satu pembelanja paling royal di dunia. Subramania Bhatt, Kepala Eksekutif China Trading Desk mengatakan, orang China menjadi lebih selektif dalam memilih tujuan wisata. Mereka kini memilih mencari nilai dan pengalaman daripada hanya menghabiskan uang. "Kami tidak akan melihat masa orang Tiongkok masuk ke toko mewah, dan memborong banyak tas tangan," kata dia.
Wisatawan yang pergi ke luar negeri pun memilih negara-negara tetangga, seperti Jepang dan Korea Selatan yang mata uangnya melemah, sehingga bisa lebih banyak belanja. Sementara itu, negara Asia Tenggara yang banyak dikunjungi diantaranya Malaysia dan Thailand yang lebih memikat pengunjung karena akses masuk bebas visa dan biaya lebih rendah.
Menurut data World Travel & Tourism Council (WTTC) dikutip Reuters perjalanan dari China ke Vietnam, Singapura, dan Indonesia meningkat lebih dari 50%. Namun tiket ke Jepang tumbuh 58%, sementara permintaan untuk Hong Kong hampir dua kali lipat. Destinasi jarak jauh yang lebih mahal seperti Amerika Serikat dan Eropa tidak lagi menempati urutan teratas pada tahun 2025.
Baca Juga: Laba Operasional Samsung Terpangkas Segmen Bisnis Chip
Menurut platform perjalanan daring Fliggy, negara yang ditempuh dalam empat jam penerbangan dari kota besar di China, seperti Jepang, merupakan destinasi favorit karena lebih ekonomis. Data Fliggy menunjukkan harga tiket pesawat dari Shanghai ke pulau Jeju tempat populer di Korea Selatan dijual 284 yuan untuk sekali jalan pada Januari. Harga tiket pesawat rata-rata dari China ke Hong Kong, dan harga hotel turun 20% dibandingkan Festival Musim Semi di 2024.
Menurut data Administrasi Penerbangan Sipil China, selama Festival Musim Semi yang berlangsung 40 hari, sejak 14 Januari, ada 90 juta perjalanan untuk rute domestik dan internasional. Ini hanya tumbuh 8%, jauh di bawah kenaikan pada 2024, yaitu 51%.
Menurut platform tiket Maoyan, nilai penjualan tiket bioskop hingga 23 Januari mencapai 400 juta yuan lebih. Ini nilai penjualan tertinggi tiket bioskop di masa musim liburan di China.