Sumber: Reuters | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - Saat harga emas mulai turun di pekan ini. Respons pembeli emas berbeda di sejumlah negara. Di India, pembeli lebih memilih untuk menunda membeli emas sembari menanti penurunan harga lebih lanjut. Penurunan ini juga seiring dengan selesainya musim festival. Sementara konsumen di China dan Singapura masih gencar membeli emas batangan karena tren bunga rendah yang membuat mereka tetap percaya akan prospek emas dalam jangka panjang.
Permintaan emas fisik di India mengalami penurunan. Tingginya harga emas membuat para pembeli memilih menunda transaksi. Konsumen di India berharap terjadi koreksi harga emas lebih dalam sebelum kembali membeli emas. Kondisi berbeda terjadi di China dan Singapura yang justru terjadi peningkatan karena tren bunga yang rendah.
Di pasar India, para pedagang menawarkan emas dengan harga lebih tinggi hingga US$ 25 per ons dibandingkan harga resmi domestik. Harga emas domestik tercatat sekitar 122.700 rupee per 10 gram pada Jumat (24/10), turun dari rekor tertingginya pekan lalu sebesar 132.294 rupee. Sementara itu, harga emas spot global berada di jalur penurunan mingguan pertama dalam 10 minggu terakhir.
Baca Juga: Harga Emas Bersiap Turun dalam Sepekan, Terbebani Penguatan Dolar dan Data Inflasi AS
"Pekan lalu, pembeli berebut emas dengan harga berapa pun yang tersedia di pasar. Namun kali ini, koreksi harga membuat mereka lebih berhati-hati. Banyak yang menunda pembelian, berharap harga turun lebih jauh," ujar seorang perhiasan asal Mumbai.
Penurunan permintaan ini terjadi meski masyarakat India baru saja merayakan festival Dhanteras dan Diwali, momen yang secara tradisional dianggap membawa keberuntungan untuk membeli emas dan biasanya menjadi periode tersibuk dalam penjualan logam mulia tersebut.
Seorang pedagang emas batangan di Mumbai yang bekerja di bank swasta dikutip Reuters mengatakan, pesanan impor baru kini dilakukan dengan lebih hati-hati dan dalam jumlah lebih kecil. Hal ini karena koreksi harga terakhir diperkirakan menurunkan harga dasar impor emas pekan depan. Harga dasar ini digunakan pemerintah untuk menghitung bea impor dan ditetapkan setiap dua minggu sekali.
Sementara itu, di China sebagai konsumen emas terbesar dunia justru masih terjadi lonjakan pembelian emas fisik. "Meski harga emas berfluktuasi tajam antara US$ 4.000 dan US$ 4.300 per ons, belum ada tanda-tanda pedagang menjual kepemilikan fisik mereka," kata Bernard Sin, Direktur Regional Greater China di MKS PAMP. Menurut dia, jumlah penjual masih terbatas, sementara investor tetap mempertahankan posisi kepemilikan emas mereka di tengah ketidakpastian ekonomi makro dan penurunan suku bunga.
Di China harga emas batangan diperdagangkan dalam kisaran diskon US$ 20 hingga premi US$ 8 per ons terhadap harga acuan global. Di Hong Kong, emas masih dijual pada harga setara dengan harga spot hingga premi US$ 2,20, sedangkan di Singapura, perdagangan emas berada di kisaran harga pasar atau lebih tinggi US$ 2,50 per ons.
"Kami melihat permintaan yang kuat, terutama pekan ini ketika harga turun. Banyak klien datang membeli emas dan perak untuk memanfaatkan peluang masuk ke pasar," ujar Brian Lan, Direktur Pelaksana GoldSilver Central di Singapura.













