Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas melemah pada Jumat (24/10/2025) dan berada di jalur penurunan mingguan pertama dalam 10 minggu, terbebani oleh penguatan dolar dan karena pelaku pasar menyesuaikan posisi menjelang laporan inflasi utama AS yang akan dirilis hari ini.
Mengutip Reuters, Jumat (24/10/2025), Harga emas spot turun 0,9% menjadi US$ 4.086,46 per ons troi, pada pukul 06.33 GMT. Harga emas batangan telah turun 3,8% sepanjang minggu ini, menuju persentase penurunan mingguan terbesar sejak November 2024.
Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun 1,1% menjadi US$ 4.101,80 per ons troi.
Baca Juga: Harga Emas Kembali Berkilau, Ditutup Menguat 0,7% ke US$ 4.126 pada Kamis (23/10)
Indeks dolar menguat untuk sesi ketiga berturut-turut terhadap mata uang utama lainnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Pertemuan antara para pemimpin AS dan China memiliki peluang yang cukup baik untuk meredakan ketegangan perdagangan, yang membantu dolar dan mengurangi permintaan emas sebagai aset safe haven," kata Kepala Analis Pasar KCM Trade, Tim Waterer.
Gedung Putih pada hari Kamis (23/10/2025) mengatakan, Presiden AS Donald Trump akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping minggu depan sebagai bagian dari kunjungannya ke Asia.
Baca Juga: Emas Terjun Bebas! Bill Gross Sebut Kenaikan Sudah di Puncak, Mirip Saham Meme
Ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing telah meningkat, ditandai dengan tindakan balasan yang diumumkan oleh kedua belah pihak.
Fokus saat ini tertuju pada laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS, yang diperkirakan menunjukkan inflasi inti bertahan di angka 3,1% pada bulan September. Laporan tersebut tertunda karena penutupan pemerintah.
Investor hampir sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Federal Reserve minggu depan.
"Dari perspektif emas, angka IHK yang rendah akan disambut baik karena hal ini akan membuat The Fed tetap pada jalur untuk memangkas suku bunga dua kali sebelum akhir tahun," kata Waterer.
"Namun, kejutan kenaikan inflasi kemungkinan akan mendorong dolar menguat lebih lanjut, yang dapat merugikan emas."













