Reporter: Dyah Megasari, Reuters |
KUALA LUMPUR. Ribuan rakyat Malaysia berkumpul di sebuah taman ibukota Kamis malam untuk melemparkan jeruk ke dalam air. Mereka berharap buah yang dilempar akan dipungut oleh pasangan romantis yang diimpikan.
Tradisi ini sudah terjadi selama puluhan tahun dan dilakukan oleh warga keturunan Tionghoa. Di negara yang mayoritas penduduknya umat muslim, acara adat ini terjadi setiap malam terakhir perayaan tahun baru Imlek yang digabungkan dengan perayaan hari kasih sayang atau Valentine.
Adat seperti ini sejatinya dimulai di bagian utara Malaysia. Perempuan yang belum menikah melemparkan jeruk ke laut, berharap buah akan dijemput oleh pemuda yang bisa menjadi suami masa depan mereka.
"Perempuan pada zaman dahulu hanya bisa menjadi teman dan hanya keluar rumah sekali dalam satu tahun," kata Amelia Yap Chooi Hua, seorang penyelenggara Chap Goh Meh di Malaysia.
Tak hanya dengan melempar jeruk, ada tradisi lain dalam mendapatkan jodoh seperti teka-teki lentera yang dilepaskan ke langit. Tapi, tradisi ini tergeser oleh modernisasi. "Bahkan yang punya pasangan mengikuti acara ini, bebas, mereka bisa bersenang-senang," ujar Amelia.
"Kami datang ke sini hanya untuk membuat teman baru," kata Sanny Tang Yin Loi, yang datang dengan pacarnya.
Para gadis Tionghoa menulis nama mereka, nomor telepon dan email pada kulit dari jeruk keprok. Jika seorang pria tertarik pada seorang wanita, ia akan menyerahkan sebuah pisang dengan rincian identitas yang sama.
Setelah beberapa putaran berjuang memilih buah-buahan dari kolam, pria duduk dan menuliskan rincian sebagai balasan. Tak memerlukan waktu yang lama, handphone langsung berdering sebagai tanda sambutan.