Sumber: Bloomberg | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Enam cucu mendiang taipan Singapura, Goh Cheng Liang menjadi miliarder. Ini setelah mereka mewarisi saham senilai lebih dari US$ 1 miliar per orang dari perusahaan cat raksasa yang didirikan sang kakek.
Di antara para pewaris tersebut, ada seorang akademisi yang tinggal di New York dan seorang pendiri yayasan amal di Bali.
Goh Cheng Liang, yang meninggal dunia bulan lalu pada usia 98 tahun, dikenal sebagai pendiri Nippon Paint South East Asia (Nipsea), perusahaan cat terbesar di Asia. Melalui perusahaan investasi keluarga bernama Wuthelam Holdings, ia juga memegang saham mayoritas di Nippon Paint Holdings, perusahaan cat terbesar di Jepang yang terdaftar di Bursa Efek Tokyo.
Baca Juga: Nippon Paint Indonesia Berduka Atas Meninggalnya Raja Cat Singapura Goh Cheng Liang
Pada Desember lalu, sebanyak 55% saham di Nippon Paint Holdings dipindahkan dari Wuthelam kepada enam cucunya. Ini merupakan langkah warisan yang cukup langka di kalangan keluarga kaya Asia karena umumnya kekayaan diwariskan hanya kepada anak-anak, bukan langsung kepada cucu. Meskipun saham kini dimiliki generasi ketiga, kendali perusahaan tetap berada di tangan putra Goh, Hup Jin, yang memegang 91% hak suara di Nipsea International.
Salah satu cucu yang menerima warisan terbesar adalah April Goh, peneliti di Columbia University, New York. April Goh memiliki fokus pada isu kekerasan berbasis gender. Ia sebelumnya bekerja di bidang keuangan dan diketahui juga mengelola aset milik dua saudaranya.
April merupakan anak dari Chuen Jin, putra kedua Goh, yang merupakan pensiunan profesor matematika dari Australia. Nilai saham yang diterima April diperkirakan mencapai US$ 3,4 miliar.
Sementara itu, cucu lainnya, Charlotte Goh Hui Huang, dikenal sebagai salah satu pendiri yayasan sosial di Bali yang bergerak di bidang beasiswa, layanan kesehatan, dan pendidikan untuk anak-anak. Charlotte adalah salah satu dari tiga putri Goh Hup Jin, yang masing-masing menerima saham senilai sekitar US$ 1,1 miliar. Ia bersama salah satu cucu lainnya juga tercatat memiliki rumah mewah di kawasan elit Singapura.
Putri tunggal Goh, Chiat Jin yang telah lama menjadi anggota dewan Yayasan Goh, sebuah lembaga yang mendukung pendidikan dan penelitian medis sejak tahun 1995. Putranya, Martin Yuen-An Lavoo, menjadi satu-satunya cucu yang ditunjuk sebagai direktur Nipsea International. Martin sebelumnya mendirikan perusahaan pertanian teknologi tinggi dan pernah bekerja di bidang keuangan.
Pembagian warisan ini menarik perhatian karena jarang sekali terjadi di Asia, di mana pewarisan langsung kepada cucu masih dianggap tidak lazim. Menurut para pengamat, langkah ini menunjukkan keluarga Goh telah menyiapkan struktur suksesi yang rapi dan modern, memisahkan antara kepemilikan dan kendali perusahaan.
Goh Cheng Liang diperkirakan memiliki kekayaan sekitar US$ 13,2 miliar saat meninggal. Ia dikenal sebagai sosok rendah hati yang lahir dalam kemiskinan, membangun kerajaan bisnisnya dari bawah, dan menjalani kehidupan yang jauh dari sorotan meskipun sangat kaya. Kapal pesiar mewah bernama White Rabbit Golf adalah salah satu dari sedikit kemewahan yang ia miliki.
Keluarga Goh memilih untuk tidak memberikan komentar kepada media terkait pembagian warisan ini. Namun dalam pernyataan resmi, putranya Hup Jin menyebut sang ayah sebagai mercusuar kebaikan dan kekuatan yang meninggalkan banyak pelajaran berharga bagi keluarganya.