Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akan memberlakukan tarif baru terhadap Kanada, Meksiko, dan tambahan tarif terhadap China mulai 4 Maret.
Keputusan ini menuai berbagai reaksi, termasuk dari investor legendaris Warren Buffett, yang menyebut kebijakan tersebut sebagai "tindakan perang, dalam beberapa hal."
Warren Buffett: "Tarif Adalah Pajak yang Dibayar oleh Konsumen"
Dalam wawancara dengan CBS akhir pekan lalu, Buffett menekankan bahwa ia memiliki banyak pengalaman dengan tarif dan menilai bahwa kebijakan tersebut, dalam beberapa aspek, dapat dianggap sebagai bentuk perang ekonomi.
"Seiring waktu, tarif adalah pajak atas barang," ujar Buffett dikutip dari financialexpress.
Ia juga menyindir bahwa "peri gigi tidak membayarnya," sambil tertawa.
Baca Juga: Tumpukan Uang Tunai Warren Buffett Capai Rp 5.437 Triliun, Apa Artinya?
Buffett mengingatkan bahwa setiap kebijakan ekonomi harus selalu dipertanyakan dampak jangka panjangnya. "Dan kemudian apa? Itu selalu menjadi pertanyaan utama dalam ekonomi," tambahnya.
Peringatan dalam Surat Tahunan Berkshire Hathaway
Meskipun Buffett cenderung menghindari komentar politik, ia menyinggung masalah tarif dalam surat tahunannya kepada pemegang saham Berkshire Hathaway. Ia menyoroti pentingnya pemerintah AS untuk berhati-hati dalam mengelola pendapatan pajak yang diterima dari kebijakan perdagangan.
Dalam surat tersebut, Buffett menyatakan rasa syukurnya atas pencapaian perusahaan dan berharap di masa depan Berkshire Hathaway dapat memberikan kontribusi pajak yang lebih besar.
Namun, ia juga mengimbau pemerintah untuk menggunakan dana tersebut dengan bijak dan memastikan bahwa individu yang mengalami kesulitan ekonomi "bukan karena kesalahan mereka sendiri" tetap mendapat dukungan. Buffett juga menegaskan bahwa menjaga stabilitas mata uang membutuhkan "kebijaksanaan dan kewaspadaan."
Baca Juga: Tidak Sembarangan, Warren Buffett Punya 2 Kriteria yang Jadi Syarat untuk Beli Saham
Bukan kali pertama Buffett mengomentari kebijakan tarif Trump. Pada 2018 dan 2019, selama masa jabatan pertama Trump, Buffett telah memperingatkan bahwa tarif yang agresif dapat merugikan ekonomi global. Menurutnya, pembatasan perdagangan yang ketat dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menimbulkan ketidakpastian bagi dunia usaha.
Trump Tetap pada Kebijakan Tarifnya
Meskipun menuai kritik, Trump tetap teguh pada rencananya untuk memberlakukan tarif tambahan terhadap Kanada, Meksiko, dan China. Pekan lalu, ia mengumumkan langkah-langkah perdagangan baru yang mencakup pajak impor sebesar 25% terhadap barang-barang dari Kanada dan Meksiko, serta tambahan 10% tarif atas produk dari China.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari kebijakan proteksionis Trump untuk melindungi industri domestik AS dari persaingan internasional. Namun, banyak pihak mengkhawatirkan dampak negatifnya terhadap perekonomian global serta hubungan dagang dengan negara-negara mitra utama.