Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - OMAHA, NEBRASKA. Warren Buffett, investor tersohor dunia yang dikenal sebagai "Oracle of Omaha", mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO Berkshire Hathaway pada akhir 2025.
Kepemimpinan perusahaan konglomerat senilai US$1,16 triliun itu akan diteruskan kepada Greg Abel, Wakil Ketua Berkshire yang selama ini telah dipersiapkan sebagai penerus.
Dalam penutupan Rapat Umum Pemegang Saham tahunan Berkshire Hathaway di Omaha, Sabtu lalu, Buffett yang kini berusia 94 tahun menyatakan bahwa saatnya Greg mengambil alih.
"Saya pikir waktunya telah tiba bagi Greg untuk menjadi CEO pada akhir tahun," ujarnya.
Meskipun mundur, Buffett menambahkan ia akan "tetap hadir dan mungkin berguna dalam beberapa kasus," namun keputusan akhir akan berada di tangan Abel.
Baca Juga: Bukan Saham atau Emas, Inilah Investasi Terbaik Menurut Warren Buffett
Greg Abel: Sosok Penerus yang Siap Menjaga Warisan Berkshire
Greg Abel, 62 tahun, telah menjabat sebagai Wakil Ketua sejak 2018 dan secara resmi ditetapkan sebagai penerus Buffett pada 2021. Ia memulai kariernya di MidAmerican Energy (kini Berkshire Hathaway Energy) pada 1992 dan memimpin unit tersebut selama satu dekade.
Abel berjanji akan membawa semangat yang sama seperti Buffett, namun dengan pendekatan lebih aktif dalam mengelola 189 unit bisnis Berkshire.
Reaksi Tokoh Dunia dan Komitmen Buffett terhadap Berkshire
Pengumuman ini memicu banyak pujian dari para tokoh bisnis dunia. CEO JPMorgan, Jamie Dimon, menyebut Buffett sebagai simbol kapitalisme Amerika yang jujur dan optimis. CEO Apple, Tim Cook, melalui X (Twitter) menyatakan bahwa mengenal Buffett merupakan salah satu kehormatan terbesar dalam hidupnya.
Buffett juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan menjual satu pun saham Berkshire miliknya. Hampir seluruh kekayaannya yang mencapai US$168,2 miliar berada dalam saham perusahaan ini, dan mayoritas akan disumbangkan melalui badan amal setelah ia wafat.
Greg Abel akan menghadapi sejumlah tantangan besar, termasuk menjaga budaya perusahaan, memanfaatkan kas raksasa sebesar US$347,7 miliar, serta menentukan arah kebijakan dividen dan akuisisi ke depan.
Analis CFRA Research, Cathy Seifert, mempertanyakan apakah "premi Buffett"—nilai tambah karena kehadiran Buffett—akan tetap melekat pada saham Berkshire setelah kepergiannya.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Kilau Emas Gagal Membuat Warren Buffett Terpukau
Buffett, Munger, dan Transformasi Berkshire Hathaway
Buffett mengambil alih Berkshire Hathaway pada 1965, kala itu hanya sebuah pabrik tekstil yang bermasalah.
Bersama mitra bisnisnya yang legendaris, Charlie Munger (yang wafat pada 2023), Buffett mengubahnya menjadi kerajaan bisnis yang mencakup GEICO, BNSF Railway, Dairy Queen, Fruit of the Loom, dan saham besar di Apple, Bank of America, serta American Express.
Terlepas dari kekayaannya yang fantastis, Buffett tetap tinggal di rumah yang ia beli seharga US$31.500 pada 1958. Sejak 2006, ia telah menyumbangkan lebih dari setengah saham Berkshire miliknya untuk kegiatan amal. Sisanya akan dikelola oleh lembaga amal keluarga yang diketuai oleh anak-anaknya: Susie, Howard, dan Peter Buffett.