Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Belakangan, kasus Covid-19 di dunia semakin meningkat. Disinyalir, peningkatan terjadi akibat penyebaran varian baru yang dinamakan Arcturus.
Dikutip dari Mirror, Arcturus pertama kali terdeteksi pada Bulan Januari 2023 dan telah menyebar ke setidaknya 34 negara.
Tak seperti Covid-19 yang selama ini dikenal, ada banyak kasus varian Arcturus menunjukkan gejala baru yakni adanya gejala konjungtivitis.
Konjungtivitis adalah mata merah akibat peradangan pada selaput yang melapisi permukaan bola mata dan kelopak mata bagian dalam (konjungtiva mata).
"Gejala baru yang dibicarakan orang adalah gejala konjungtivitis, atau seperti yang kita ketahui mata merah muda. Hal ini terjadi baik pada anak-anak maupun orang dewasa.” kata pakar dari Stanford Medicine, dr Neha Narula.
Munculnya gejala mata merah pada subvarian Arcturus ini mungkin memicu kekhawatiran tersendiri, apakah seseorang yang sedang mengalami mata merah sebenarnya terkena subvarian Arcturus atau tengah terkena iritasi mata biasa.
Baca Juga: Varian COVID-19 Arcturus Semakin Menyebar ke Seluruh Dunia dengan Gejala Baru
Lantas, apa perbedaan mata merah karena virus Covid-19 Arcturus dengan karena iritasi biasa?
Beda mata merah karena Arcturus dan iritasi
Dilansir dari Healthline, sebenarnya konjungtivitis bisa disebabkan oleh bakteri, virus, maupun alergi. Sehingga sulit untuk mengetahui mana penyebab pasti dari munculnya mata merah, apakah karena bakteri, virus, dan faktor lainnya.
Virus dan alergi seringkali juga sangat mirip karena sama-sama dapat menyebabkan robekan yang jelas dan rasa gatal pada mata.
“Satu-satunya cara untuk benar-benar membedakan antara konjungtivitis virus, seperti Covid, atau alergi, atau konjungtivitis bakteri adalah evaluasi oleh dokter mata menggunakan pewarna dan peralatan khusus,” kata asisten profesor di University of Alabama, Sekolah Optometri Birmingham Nicholas Onken.
Ia mengatakan, untuk mengetahui kondisi pasti pasien, maka dokter juga akan menanyakan gejala lain yang dialami pasien untuk memastikan penyebab yang sebenarnya.
Termasuk akan menanyakan kapan waktu dimulainya mata merah dan apakah beberapa waktu terakhir terpapar orang yang sakit.
Baca Juga: UPDATE Covid-19 Indonesia, 1 Mei 2023: Tambah 892 Kasus Baru, Meninggal 16