kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Waspada! WHO: Mutasi virus corona dari cerpelai sangat berbahaya


Jumat, 13 November 2020 / 11:51 WIB
Waspada! WHO: Mutasi virus corona dari cerpelai sangat berbahaya
ILUSTRASI. Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di markas besarnya di Jenewa, Swiss, 25 Juni 2020.


Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Mutasi virus corona baru yang diduga ditularkan dari cerpelai ke manusia sangat berbahaya. Sebab, memiliki konstruksi lonjakan berbeda yang bisa memengaruhi kerja vaksin melawan virus corona.

Melita Vujnovic, Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Rusia, mengungkapkan hal tersebut dalam wawancara dengan saluran televisi Rusia-24 pada Kamis (12/11), seperti dikutip kantor berita TASS.

Menurut dia, prinsip kerja vaksin yang ada terhadap virus corona didasarkan pada identifikasi protein. Mutasi virus corona yang baru mengubah lonjakan protein, sehingga vaksin yang sudah dikembangkan mungkin tidak efektif dalam kasus ini.

“Infeksinya bergeser dari cerpelai ke manusia. Justru mutasi ini sangat berbahaya. Jika (virus mutasi) mulai menyebar, maka, mungkin saja, semua upaya kita dalam mengembangkan vaksin dan segala hal lainnya (akan sia-sia), (virus corona) mungkin berperilaku berbeda," katanya.

Baca Juga: Risiko penularan lokal virus corona di China meningkat, menyusul lonjakan kasus impor

Vujnovic menambahkan, langkah-langkah pembatasan di Jutlandia, Utara Denmark, diperlukan karena sejauh ini "sangat sulit untuk menentukan apakah mutasi virus ini ada". Dan, seberapa tinggi risiko penyebaran bentuk baru virus corona di antara manusia.

Selain Denmark, WHO menyebutkan, Belanda, Spanyol, Swedia, Italia, dan Amerika Serikat juga melaporkan keberadaan virus corona pada cerpelai di peternakan bulu. 

WHO mencatat, virus corona umumnya ditularkan di antara manusia dengan kontak dekat. Namun, ada juga kasus penularan antara manusia dan hewan. 

Kasus infeksi virus corona sejauh ini terdeteksi pada cerpelai, anjing dan kucing peliharaan, singa, dan harimau. Menurut WHO, cerpelai tertular infeksi dari manusia yang terinfeksi virus corona.

Selanjutnya: Ditemukan di Italia, kasus infeksi virus corona pada anjing


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×