Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jenewa. Pandemi Covid-19 sudah berlangsung hampir satu setengah tahun. Namun, tanda-tanda pandemi Covid-19 berakhir belum terlihat pada tahun kedua ini. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, pandemi Covid-19 pada tahun ini bisa lebih parah daripada sebelumnya.
Badan kesehatan di bawah PBB itu menyerukan agar skema COVAX, pemberian vaksin Covid-19 ke negara miskin, bisa digenjot. Tanpa pemberian vaksin Covid-19 ke negara miskin, pandemi bakal sulit berakhirr.
Dalam konferensi pers, Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus menyoroti mulai turunnya proses vaksinasi di dunia. Tedros menyoroti bagaimana negara kaya hanya fokus pada inokulasi warganya sendiri, dan seakan tak peduli pada negara menengah ke bawah.
"Kita di tengah jalur bahwa pandemi Covid-19 di tahun ini bakal lebih parah daripada sebelumnya," ujar Tedros.
Karena itu, WHO meminta agar negara kaya mempertimbangkan lagi memvaksinasi warganya yang berusia muda. Vaksin Covid-19 itu, menurut Tedros, sebaiknya didistribusikan ke negara yang lebih membutuhkan melalui skema COVAX.
Baca juga: Meski bisa sembuh dari Covid-19, ini risiko terbesar yang bisa terjadi pada pria
Badan kesehatan tersebut mengkritik pemerintah yang hanya peduli untuk memberikan vaksin Covid-19 ke 100 persen warganya. Dilansir Russian Today Jumat (14/5/2021), menurut WHO seharusnya semua negara bekerja sama menangkal virus corona dalam skala global.
Tedros menerangkan, dia memaklumi jika negara tersebut mengedepankan pendekatan mengentaskan urusan domestik mereka. Tetapi dalam pandangannya, pemerintah negara kaya juga harus memperhatikan negara dengan pendapatan menengah ke bawah.
Sebab, seperti dijelaskan Tedros, negara miskin bahkan tidak punya cukup vaksin untuk melindungi tenaga kesehatan.
Skema COVAX ini didirikan oleh WHO, Komisi Eropa, dan Perancis dalam upaya pendistribusian vaksin secara adil ke seluruh dunia. Sejak dibentuk, skema ini dilaporkan sudah mengirim 59 juta dosis vaksin virus corona ke 122 negara peserta.
Pernyataan Tedros itu terjadi di tengah kekhawatiran varian baru corona, terutama galur India, bisa menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 di tingkat global. Meski belum ada bukti varian ini kebal terhadap vaksin Covid-19, pakar kesehatan khawatir varian ini jauh lebih menular dan menghambat upaya vaksinasi.
(Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Peringatkan Covid-19 Tahun Ini Bakal Lebih Parah",