kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

WHO: Pandemi corona adalah darurat kesehatan global terburuk yang pernah kami hadapi


Senin, 27 Juli 2020 / 19:02 WIB
WHO: Pandemi corona adalah darurat kesehatan global terburuk yang pernah kami hadapi
ILUSTRASI. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat konferensi pers tentang pandemi virus corona baru (Covid-19) di Jenewa, Swiss, 24 Februari 2020. REUTERS/Denis Balibouse


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Pandemi virus corona baru yang telah menginfeksi lebih dari 16 juta orang dengan mudah adalah darurat kesehatan global terburuk yang pernah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hadapi

Hanya dengan kepatuhan yang ketat pada langkah-langkah kesehatan, mulai memakai masker hingga menghindari keramaian, WHO menyatakan, dunia bisa mengalahkan pandemi virus corona.

"Langkah-langkah (ketat) ini diikuti, kasus (virus corona) turun. Kalau tidak, kasus naik," kata Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (27/7), seperti dikutip Reuters. 

Tedros memuji Kanada, China, Jerman, dan Korea Selatan yang berhasil mengendalikan wabah virus corona.

Baca Juga: Duh, ada 37 negara yang laporkan rekor baru peningkatan kasus corona

Kebangkitan virus corona di berbagai wilayah, termasuk di negara-negara yang mengira mereka telah mengendalikan penyakit Covid-19, sangat mengkhawatirkan dunia, dengan kematian mendekati 650.000.

Kepala Program Kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan, jauh lebih penting dari definisi gelombang kedua, puncak baru, dan kluster lokal adalah kebutuhan bagi negara-negara di seluruh dunia untuk menjaga pembatasan yang ketat seperti jarak fisik.

"Yang jelas adalah tekanan pada virus mendorong angka-angka turun. Lepaskan tekanan itu dan kasus-kasus merayap naik," ujarnya seperti dilansir Reuters, yang mengakui, bagaimanapun, hampir tidak mungkin bagi negara-negara untuk menutup perbatasan di masa mendatang.

"Kita harus menekan penularan tetapi pada saat yang sama kita harus mengidentifikasi kelompok-kelompok rentan dan menyelamatkan nyawa, menjaga tingkat kematian jika mungkin menjadi nol, jika tidak seminimal mungkin," imbuh Tedros.

Baca Juga: Singapura kembangkan alat tes virus corona kilat, hasil keluar dalam 36 menit

Dia memuji Jepang dan Australia yang sukses menekan angka kematian akibat virus corona.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×