Sumber: CNBC | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah mempertimbangkan tindakan pencegahan virus corona atau covid-19 melalui udara untuk staf medis, setelah sebuah studi baru menunjukkan bahwa virus corona dapat bertahan hidup di udara dalam beberapa pengaturan.
Mengutip CNBC, Senin (30/3), covid-19 ini dapat ditularkan melalui tetesan, atau sedikit cairan, sebagian melalui bersih atau batuk.
Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO Dr. Maria Van Kerkhove mengatakan pada hari Senin bahwa ketika staf medis melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol seperti di fasilitas perawatan medis, maka hal itu memiliki kemungkinan membuat virus corona tinggal di udara sedikit lebih lama.
Baca Juga: Inggris dikabarkan marah besar dengan China soal penanganan covid-19
"Sangat penting bahwa petugas kesehatan mengambil tindakan pencegahan tambahan ketika mereka bekerja pada pasien dan melakukan prosedur itu," ujarnya.
Para pejabat kesehatan dunia mengatakan, penyakit pernapasan menyebar melalui kontak manusia-ke-manusia, tetesan yang dibawa melalui bersin dan batuk serta kuman yang tertinggal pada benda mati.
Virus corona dapat melayang di udara, tetap menggantung di udara tergantung pada faktor-faktor seperti panas dan kelembaban, kata mereka.
Kerkhove mengatakan, para pejabat kesehatan mengetahui beberapa penelitian di sejumlah negara yang melihat kondisi lingkungan yang berbeda yang dapat dipertahankan oleh covid-19.
Para ilmuwan secara khusus melihat bagaimana kelembaban, suhu dan pencahayaan ultraviolet memengaruhi penyakit serta berapa lama ia hidup di permukaan yang berbeda, termasuk baja, katanya.
Baca Juga: Jokowi sebut Indonesia masih butuh 3 juta alat pelindung diri bagi tenaga medis
Pejabat kesehatan menggunakan informasi untuk memastikan pedoman WHO sesuai, dan "sejauh ini ... kami yakin bahwa pedoman yang kami miliki sesuai," tambahnya.