kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

WHO pertimbangkan pencegahan covid-19 melalui udara untuk staf medis


Senin, 30 Maret 2020 / 15:36 WIB
WHO pertimbangkan pencegahan covid-19 melalui udara untuk staf medis
ILUSTRASI. A logo is pictured outside a building of the World Health Organization (WHO) during an executive board meeting on update on the coronavirus outbreak, in Geneva, Switzerland, February 6, 2020. REUTERS/Denis Balibouse


Sumber: CNBC | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah mempertimbangkan tindakan pencegahan virus corona atau covid-19 melalui udara untuk staf medis, setelah sebuah studi baru menunjukkan bahwa virus corona dapat bertahan hidup di udara dalam beberapa pengaturan.

Mengutip CNBC, Senin (30/3), covid-19 ini dapat ditularkan melalui tetesan, atau sedikit cairan, sebagian melalui bersih atau batuk.  

Kepala Unit Penyakit dan Zoonosis WHO Dr. Maria Van Kerkhove mengatakan pada hari Senin bahwa ketika staf medis melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol seperti di fasilitas perawatan medis, maka hal itu memiliki kemungkinan membuat virus corona  tinggal di udara sedikit lebih lama.

Baca Juga: Inggris dikabarkan marah besar dengan China soal penanganan covid-19

"Sangat penting bahwa petugas kesehatan mengambil tindakan pencegahan tambahan ketika mereka bekerja pada pasien dan melakukan prosedur itu," ujarnya.

Para pejabat kesehatan dunia mengatakan, penyakit pernapasan menyebar melalui kontak manusia-ke-manusia, tetesan yang dibawa melalui bersin dan batuk serta kuman yang tertinggal pada benda mati.

Virus corona dapat melayang di udara, tetap menggantung di udara tergantung pada faktor-faktor seperti panas dan kelembaban, kata mereka.

Kerkhove mengatakan, para pejabat kesehatan mengetahui beberapa penelitian di sejumlah negara yang melihat kondisi lingkungan yang berbeda yang dapat dipertahankan oleh covid-19.

Para ilmuwan secara khusus melihat bagaimana kelembaban, suhu dan pencahayaan ultraviolet memengaruhi penyakit serta berapa lama ia hidup di permukaan yang berbeda, termasuk baja, katanya.

Baca Juga: Jokowi sebut Indonesia masih butuh 3 juta alat pelindung diri bagi tenaga medis

Pejabat kesehatan menggunakan informasi untuk memastikan pedoman WHO sesuai, dan "sejauh ini ... kami yakin bahwa pedoman yang kami miliki sesuai," tambahnya.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×