kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

WHO rilis pedoman klinis terbaru untuk merawat pasien Covid-19, ini isinya


Rabu, 27 Januari 2021 / 05:16 WIB
WHO rilis pedoman klinis terbaru untuk merawat pasien Covid-19, ini isinya
ILUSTRASI. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pedoman klinis baru pada Selasa (26/1/2021) untuk merawat pasien Covid-19. REUTERS/Denis Balibouse


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan pedoman klinis baru pada Selasa (26/1/2021) untuk merawat pasien Covid-19. Pedoman ini termasuk mereka yang menunjukkan gejala persisten setelah pemulihan, dan disarankan menggunakan anti-coagulant dosis rendah untuk mencegah penggumpalan darah.

"Hal lain dalam pedoman yang baru adalah bahwa pasien Covid-19 di rumah harus menggunakan oksimetri nadi, yang mengukur kadar oksigen, sehingga Anda dapat mengidentifikasi apakah kondisi seseorang di rumah memburuk dan sebaiknya harus dirawat di rumah sakit," jelas Juru Bicara WHO Margaret Harris saat briefing PBB di Jenewa seperti yang dilansir Reuters.

Dia juga bilang, WHO menyarankan dokter untuk menempatkan pasien dalam posisi tengkurap, di depan mereka, yang ditujukan untuk meningkatkan aliran oksigen.

“Juga kami merekomendasikan, penggunaan anti-coagulant dosis rendah untuk mencegah pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah," kata Harris.

Baca Juga: WHO: Minggu ini kasus virus corona global bisa mencapai 100 juta

Dia menambahkan, "Kami menyarankan penggunaan dosis yang lebih rendah daripada dosis yang lebih tinggi karena dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan masalah lain." 

Menurut Harris, tim ahli independen yang dipimpin WHO, yang saat ini berada di kota Wuhan di China tengah tempat kasus manusia pertama terdeteksi pada Desember 2019, akan selesai melakukan karantina dalam dua hari ke depan untuk melanjutkan pekerjaannya dengan para peneliti China di asal virus.

Baca Juga: Apa yang terjadi pada orang yang tertular virus corona? Begini kata WHO

Dia menolak mengomentari laporan penundaan peluncuran vaksin di Uni Eropa. Harris menegaskan, dia tidak memiliki data spesifik dan prioritas WHO adalah agar petugas kesehatan di semua negara divaksinasi dalam 100 hari pertama tahun ini.

AstraZeneca, yang mengembangkan vaksinnya dengan Universitas Oxford, mengatakan kepada UE Jumat lalu (22/1/2021) bahwa mereka tidak dapat memenuhi target pasokan yang disepakati hingga akhir Maret.

Selanjutnya: WHO: Virus corona baru hasil mutasi tidak khusus menginfeksi anak-anak



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×