kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Wirecard: Dana US$ 2,13 miliar kemungkinan tak pernah ada di akun


Senin, 22 Juni 2020 / 18:27 WIB
Wirecard: Dana US$ 2,13 miliar kemungkinan tak pernah ada di akun
ILUSTRASI. FILE PHOTO: The headquarters of Wirecard AG, an independent provider of outsourcing and white label solutions for electronic payment transactions is seen in Aschheim near Munich, Germany April 25, 2019. REUTERS/Michael Dalder/File Photo


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -FRANKURT/MANILA. Wirecard akhinya membuat peryataan resmi, Senin(22/6). Platform pembayaran digital besar di Jerman ini menyatakan bahwa dana sebesar  1,9 miliar euro (US$ 2,1 miliar)  dari akunnya kemungkinan tidak pernah ada.

Tak pelak, platform  pembayaran digital asal Jerman yang sempat sohor ini kini sedang melihat peluang menjual dan menutup unit bisnisnya agar terhindar dari krisis uang tunai yang menjulang . Apalagi, Wirecard juga tengah memproses pembayaran untuk perusahaan termasuk Visa (NYSE: V) dan Mastercard (NYSE: MA).

Wirecard mengaku saat ini sedang berjuang untuk menopang keuangannya dan telah menunjuk bank investasi Houlihan Lokey (NYSE: HLI)  dalam mencari kesepakatan dengan para kreditor. Langkah ini dilakukan pasca peringkat kreditnya terpotong menjadi 'sampah' oleh lembaga pemeringkat Moody's (NYSE: MCO) pada hari Jumat.

Dalam sebuah pernyataan, Wirecard juga menarik laporan keuangan tahun 2019 dan mengatakan sedang memeriksa pemotongan biaya untuk mengatasi krisis yang telah meghapus kisah sukses sektor teknologi Jerman.

"Manajemen Wirecard menilai bahwa ada kemungkinan yang berlaku bahwa saldo rekening bank kepercayaan dalam jumlah 1,9 miliar EUR tidak ada," kata manajemen Wirecard dalam peryataan resmi, seperti dikutip dari Reuters, Senin (22/6).

Sebelumnya Wirecard mengatakan auditor EY telah menolak untuk menutup akun 2019-nya karena tidak dapat mengkonfirmasi keberadaan 1,9 miliar euro dalam saldo kas Wirecard.

EY secara teratur menyetujui akun Wirecard dalam beberapa tahun terakhir, tapi menolak meneken laporan keuangan Wirecard tahun 2019  lantaran gagal mengonfirmasi hasil penyelidikan eksternal oleh KPMG pada bulan April, yang kemudian terbongkar dalam laporan investigasi oleh Financial Times.

Pasca skandal itu terbongkar, Kepala eksekutif Wirecard Markus Braun digantikan oleh James Freis, mantan pejabat kepatuhan di bursa efek Jerman.
Wirecard kini di bawah pengawasan sejak munculnya whistleblower yang mengatakan Wirecard telah membuat jaringan transaksi palsu. Ini memuncak dalam upaya pencarian uang tunai yang hilang juga menemui jalan buntu di Filipina.

Baca Juga: Bank sentral: Mega skandal Wirecard US$ 2,1 miliar tak masuk dua bank besar Filipina

Bank sentral Filipina mengatakan tidak ada uang  masuk ke negara itu, setelah Bank Kepulauan Filipina (BPI) dan BDO Unibank mengatakan dokumen yang menunjukkan bahwa Wirecard telah menyetor dana ke  mereka adalah palsu. Kedua bank besar di Filipina ini mengatakan Wirecard bukan klien mereka.

BPI mengatakan kepada Reuters bahwa mereka telah menangguhkan asisten manajer yang tanda tangannya muncul di salah satu dokumen, sementara BDO mengatakan kepada bank sentral bahwa salah satu petugas pemasarannya tampaknya telah membuat sertifikat bank.

"Bank sentral sebenarnya juga melakukan penyelidikan sendiri," ujar Bangko Sentral ng Gubernur Pilipinas Benjamin Diokno dalam saluran televisi ANC, Senin, (22/6)
Wirecard, perusahaan digital system pembayaran  yang berbasis di Munich sebelumnya banjir pujian, menyusul keberhasilan fintech yang tumbuh di rumah. Bahkan, perusahaan ini didorong ke dalam indeks DAX blue-chip Jerman pada tahun 2018. 

Tak pelak, Analis di Mirabaud mengatakan keanggotaan DAX sekarang benar-benar tidak pantas dan harus ditinjau.
Beberapa pihak juga khawatir skandal yang berkembang ii akan merusak reputasi Jerman. “Pengawas keuangan negara itu Bafin telah gagal dalam tugasnya,” ujar Fabio De Masi, seorang anggota parlemen di Bundesta.

Wirecard dalam bisninya  beroperasi baik sebagai penerbit kartu pembayaran nyata dan 'virtual' kepada konsumen. Wirecard juga  sebagai pengakuisisi atas nama pedagang.

Perusahaan ini juga telah memasarkan dirinya sebagai platform pembayaran universal yang diposisikan untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan pembayaran digital. Perusahaan ini juga meluncurkan aplikasi pembayaran smartphone untuk pedagang dan konsumen


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×