Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Konflik di Ukraina telah membunyikan alarm bagi umat manusia, Presiden China Xi Jinping mengatakan, tetapi tidak memberikan indikasi tentang bagaimana masalah itu bisa diselesaikan.
Beijing tidak mengutuk invasi Moskow ke Ukraina pada 24 Februari dan mengkritik sanksi yang Barat pimpin terhadap Rusia, bahkan ketika China berusaha mempertahankan hubungannya dengan Ukraina.
"Krisis Ukraina kembali membunyikan alarm bagi umat manusia," kata Xi, menurut laporan media Pemerintah China, seperti dikutip Al Jazeera.
"Negara-negara pasti akan berakhir dalam kesulitan keamanan jika mereka menempatkan kepercayaan buta pada posisi kekuatan mereka, memperluas aliansi militer, dan mencari keselamatan mereka sendiri dengan mengorbankan orang lain," ungkapnya.
Baca Juga: Tandingi Rusia, Presiden Ukraina Minta Barat Percepat Pengiriman Senjata Berat
Xi, yang tidak mengusulkan solusi apa pun, berbicara pada pembukaan forum bisnis virtual menjelang KTT BRICS ke-14. BRICS singkatan dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.
Brasil, India, dan Afrika Selatan juga tidak secara terbuka mengutuk Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Xi menggambarkan sanksi sebagai "bumerang dan pedang bermata dua" yang "hanya akan berakhir dengan merugikan kepentingan sendiri serta orang lain, dan menimbulkan penderitaan pada semua orang".
Seiring dengan AS, Inggris, dan Uni Eropa, negara-negara termasuk Jepang, Korea Selatan, dan Singapura telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Baca Juga: Rusia Tuding Barat Sebarkan Kebohongan Penyebab Krisis Pangan Global
Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengambil nada diplomatik dalam pidato singkatnya yang direkam di forum tersebut, membicarakan hasil pemerintahannya tanpa menyebut negara lain.
"Konteks internasional saat ini menjadi perhatian karena risiko arus perdagangan dan investasi terhadap stabilitas rantai pasokan energi dan investasi," katanya.
"Tanggapan Brasil terhadap tantangan ini bukan untuk menutup diri. Sebaliknya, kami telah berusaha untuk memperdalam integrasi ekonomi kami," sebut dia, seperti dilansir Al Jazeera.