Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SAN FRANCISCO. Salah seorang sumber Bloomberg membisikkan, Google Inc dan Yahoo Inc akan merevisi perjanjian kerjasama mereka terkait iklan di internet. Tujuannya tak lain untuk mendapatkan dukungan dari departemen anti monopoli Amerika Serikat (AS).
Kesepakatan baru ini akan berlaku hanya dalam kurun waktu 2 tahun. Sebelumnya, kedua belah pihak berencana menjalin kerjasama jangka panjang yakni 10 tahun. Proposal kerjasama baru itu juga akan membatasi pendapatan yang diterima Yahoo menjadi 25% dari total penjualan situs pencari tersebut.
Memang, sebelumnya, kerjasama antara dua raksasa internet ini memicu kontroversi. Menurut Asosiasi Iklan Nasional AS yang mewakili sejumlah perusahaan besar termasuk General Motors Corp, kesepakatan kedua pihak itu akan mengurangi kompetisi dalam bisnis. Selain itu, adanya kerjasama itu tentu saja meningkatkan kekuasaan yang dimiliki Yahoo dan Google dalam pasar iklan di internet.
Meski demikian, tidak dijelaskan lebih jauh apakah revisi tersebut akan mempengaruhi pandangan Departemen Kehakiman mengenai kerjasama itu.
“Kami yakin, adanya revisi ini akan berdampak baik pada kompetisi. Tapi kami tidak mau mendiskusikan secara detail mengenai prosesnya,” jelas jurubicara Google Adam Kovacevich.
Sementara itu, jurubicara Yahoo Tracy Schmaler bilang, pihaknya optimis adanya perjanjian baru ini akan memperkuat posisi Yahoo dalam berkompetisi dengan perusahaan lain. “Hal ini juga akan semakin mendorong kualitas Yahoo ke arah yang lebih baik lagi bagi para pengiklan, penerbit, maupun pengguna,” jelas Schmaler.
Sebelumnya, pihak Yahoo mengatakan, kerjasama dengan Google akan meningkatkan penjualan Yahoo sebesar US$ 800 juta. Tidak hanya itu, kerjasama tersebut juga akan meningkatkan dana operasional Yahoo menjadi US$ 450 juta per tahunnya.
Namun berdasarkan survei Bloomberg, sejumlah analis memprediksi penjualan Yahoo tahun ini akan merosot 22% menjadi US$ 5,43 miliar.