Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Kondisi serupa juga merembet ke pasar obligasi yang memiliki tingkat yield rendah di kawasan Asia Pasifik. Sebut saja Hong Kong, Korea Selatan, dan Singapura. Pun demikian pasar obligasi dengan tingkat yield menengah seperti Malaysia dan China.
Namun, salah satu analis mengatakan kepada CNBC, investor menghindari pasar obligasi yang menawarkan yield tinggi karena lebih berisiko seperti Indonesia dan India. Menurut Julio Callegari, fixed income portfolio manager JP Morgan Asset Management, kondisi itu menyebabkan yield di kedua pasar tersebut malah naik.
Baca Juga: Kurva imbal hasil US Treasury terbalik, sinyal klasik resesi ekonomi akan datang
"Alasan utama adalah pasar obligasi ini lebih sensitif terhadap penghindaran risiko (risk aversion). Hal ini biasanya menyebabkan depresiasi terhadap mata uang mereka dan tekanan pada kurva yield," paparnya.
"Secara keseluruhan, kami memprediksi tren ini akan berlanjut untuk sementara waktu, mengingat pertumbuhan ekonomi masih melambat di kawasan regional dan bank sentral sepertinya masih akan melakukan pelonggaran kebijakan," tambahnya.