kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kurva imbal hasil US Treasury terbalik, sinyal klasik resesi ekonomi akan datang


Rabu, 14 Agustus 2019 / 22:53 WIB
Kurva imbal hasil US Treasury terbalik, sinyal klasik resesi ekonomi akan datang
ILUSTRASI. Kurva imbal hasil US Treasury terbalik, sinyal klasik resesi ekonomi akan datang


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Sinyal resesi ekonomi Amerika Serikat (AS) menyala lagi. Tandanya dari kurva imbal hasil US Treasury yang terbalik untuk pertama kalinya sejak Juni 2007, pada Rabu (14/8).

Pembalikan kurva imbal hasil ini sebagai sinyal klasik tanda kekhawatiran investor bahwa ekonomi AS bisa menuju resesi.

Seperti dikutip Reuters, Rabu (14/8), imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun AS 2,1 basis poin di bawah yield US Treasury tenor 2 tahun. Ini pertama kali spread kedua surat utang itu negatif sejak tahun 2007, menurut data Refinitiv.

Terakhir kali pembalikan kurva imbal hasil US Treasury tenor tersebut terjadi pada Juni 2007 ketika krisis subprime mortgage AS meledak.

Baca Juga: Risiko resesi ekonomi meningkat lagi, indeks bursa Wall Street jatuh

Data ekonomi yang lemah dan inflasi yang rendah di seluruh dunia, ditambah konflik perdagangan global dan ketegangan politik di sejumlah wilayah seperti Hong Kong dan Argentina telah memicu kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi dunia. Ini memicu ekspektasi pasar akan penurunan suku bunga bank sentral dan memicu penurunan tajam dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Pembalikan kurva imbal hasil selalu muncul sebelum resesi ekonomi AS datang dalam 50 tahun terakhir. Dalam kurun waktu itu, hanya sekali saja pembalikan kurva imbal hasil tak diikuti resesi ekonomi.

Baca Juga: Waspada, demam Argentina bisa menjangkiti negara lain premium

"Resesi memang mungkin terjadi, terutama dengan keteangan perdagangan yang meningkat. Itu tidak sempurna sebagai sebuah indikator, tetapi biasanya mengikuti. Resesi tidak terhindarkan di buku saya," kata Ellis Phifer, ahli strategi pasar di Raymond James seperti dikutip Reuters.

Dia menambahkan, inversi imbal hasil ini memberikan tekanan tambahan bagi The Federal Reserve pada pertemuan kebijakan moneter berikutnya di bulan September.

Pada bulan Maret 2019 lalu, inversi kurva imbal hasil US Treasury juga terjadi. Waktu itu, imbal hasil T-bills tenor tiga bulan untuk pertama kalinya dalam sekitar 12 tahun lebih tinggi dibandingkan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×