Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ether (ETH) kembali menembus level psikologis US$4.000 pada Jumat (8/8/2025) untuk pertama kalinya dalam delapan bulan terakhir, di tengah penurunan dominasi pasar Bitcoin (BTC) yang kini berada di bawah 60,7%.
Kenaikan ini memperkuat posisi Ether di pasar kripto, dengan tren akumulasi kembali (reaccumulation) yang mendorong potensi reli lanjutan.
Ether Masuk “Zona Reakumulasi”
Berdasarkan data Cointelegraph Markets Pro dan TradingView, pasangan ETH/USD mencapai US$4.012 di bursa Bitstamp, naik sekitar 1,7% dalam sehari. Dengan pencapaian ini, Ether kini hanya kurang dari US$900 dari rekor harga tertingginya sepanjang masa.
Baca Juga: China Dikabarkan Perintahkan Broker untuk Berhenti Mendukung Stablecoin
Trader dan analis populer Rekt Capital mencatat bahwa dominasi pasar Ethereum sudah berada pada kisaran 50–60% perjalanan menuju tren naik makro. Ia membandingkan pergerakan harga saat ini dengan reli besar ETH pada tahun 2021.
Selain itu, analis kripto Cas Abbe menyoroti adanya pembelian besar-besaran Ether oleh investor, yang menunjukkan pergeseran minat dari Bitcoin ke Ethereum. Platform analitik Lookonchain juga mencatat adanya transaksi whale yang memanfaatkan kekuatan relatif ETH di pasar.
Data Order Book Isyaratkan Potensi Kenaikan Lanjutan
Data buku pesanan (order book) bursa mengungkap adanya “tembok besar” likuidasi posisi long di bawah US$3.960. Akun X TheKingfisher menyebut situasi ini sebagai peluang yang diburu oleh “smart money” untuk mendorong harga kembali naik.
Baca Juga: Trump Teken UU Kripto, Indodax: Sebut Ini Cara Memperkuat Dolar AS
“Banyak trader melihat ini sebagai sinyal dump, tetapi kami melihatnya sebagai zona reakumulasi yang menunggu untuk dipicu,” tulis TheKingfisher.
Kenaikan Ether terjadi di tengah tekanan terhadap dominasi pasar Bitcoin yang turun ke 60,7%, mendekati level dukungan penting. Menurut Rekt Capital, meski dominasi BTC berpotensi rebound ke kisaran 70%, penurunan jangka panjang dianggap tidak terelakkan.
“Begitu tren naik teknikal jangka panjang hilang, dominasi BTC akan beralih ke tren turun jangka panjang,” ungkapnya. Ia memproyeksikan target penurunan dominasi BTC bisa mencapai kisaran 40% rendah hingga 30% tinggi.