Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BENGALURU. Hasil survei Reuters menunjukkan, nilai tukar yuan China akan tergelincir pada akhir tahun ke posisi terendah dalam satu dekade terakhir atau sejak krisis keuangan global 2008. Penyebabnya, pemerintah China akan menekan pergerakan yuan seiring memanasnya perang perdagangan antara AS dengan China.
Dengan ketidakpastian global yang sangat tinggi dan semakin dekatnya tahun pemilu AS, banyaknya kemungkinan terjadinya resolusi untuk perang dagang pada perundingan antara kedua belah pihak pada minggu depan akan terhambat oleh sinyal pelemahan yuan. Seperti yang diketahui, pasar finansial China ditutup hingga 7 Oktober karena hari libur nasional.
Baca Juga: Tenang, AS dan China pastikan tidak ada penghapusan perusahaan Tiongkok dari bursa
Untuk mengatasi kerugian dari perang perdagangan dan mendapatkan kembali daya saing ekspor, Bank Rakyat China secara konsisten telah menetapkan nilai tengah yuan di atas level kunci 7 per dollar, dan membiarkannya melemah sekitar 2% setelah Washington menyebut China sebagai manipulator mata uang pada Agustus lalu.
Survei ini dilakukan pada periode 24 September-3 Oktober terhadap lebih dari 60 ahli strategi valuta asing. Salah satu hasilnya, yuan diramal melemah 1% lebih menjadi 7,20 per dolar pada akhir tahun 2019. Pada penutupan senin, nilai tukar yuan ditutup pada posisi 7,15.
Mata uang yuan diperkirakan akan bergerak di level yang sama pada Maret 2020 dan kemudian terapresiasi menjadi 7,16 per dollar pada Oktober tahun depan.
Baca Juga: China: Pemisahan hubungan China-AS bisa menciptakan kekacauan
“Yuan ditahan dengan tali, bogie, dan lem. Perang perdagangan akan semakin buruk,” kata Michael Every, head of financial markets research Rabobank di Asia-Pasifik. Dia merupakan peramal paling pesimistis prediksi peregerakan yuan dalam 12 bulan ke depan di posisi 7,75. Level ini tidak pernah terlihat sejak awal 2007.
“Akan ada lebih banyak tekanan terhadap yuan. Ketika itu terjadi, ini adalah berita buruk bagi semua mata uang negara berkembang,” jelasnya Every.