kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,84   -28,89   -3.12%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Yuan Melemah, China Pertahankan Suku Bunga


Rabu, 20 April 2022 / 14:45 WIB
Yuan Melemah, China Pertahankan Suku Bunga
ILUSTRASI. Bank sentral China mempertahankan suku bunga kredit tetap stabil dengan pertimbangan adanya potensi pelemahan yuan.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Bank sentral China, People's Bank of China (PBOC) mempertahankan suku bunga kredit tetap stabil dengan pertimbangan adanya potensi pelemahan yuan.

Suku bunga kredit satu tahun dipertahankan stabil di level 3,7% pada Rabu (20/4). Padahal sembilan dari 16 ekonom yang disurvei Bloomberg sebelumnya memperkirakan akan terjadi pemotongan suku bunga.

Adapun bunga pinjaman tenor lima tahun, referensi untuk pinjaman jangka panjang, termasuk KPR, juga dipertahankan di level 4,6%.

Loan prime rate (LPR) adalah acuan suku bunga kredit yang diberikan perbankan di China. LPR satu tahun biasanya bergerak sejalan dengan tingkat fasilitas pinjaman jangka menengah PBOC.

Ruang lingkup pelonggaran lebih lanjut terbatas karena yuan melemah tajam di tengah kenaikan suku bunga AS. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi daya tarik aset China bagi investor asing, memicu arus keluar dan menambah tekanan ke bawah pada yuan.

Perdagangan mata uang China di luar negeri melemah pada hari Selasa dan itu tercatat terbesar sejak Juli karena imbal hasil US Treasury melonjak dan Greenback menguat. PBOC menetapkan tingkat referensi untuk yuan pada level yang lebih lemah pada hari Rabu.

Baca Juga: Ekonomi China Melambat Bulan Lalu, Para Analis Peringatkan Risiko Resesi Bulan Ini

Indeks acuan CSI 300 turun sebanyak 1,2%, sedangkan Indeks ChiNext yang lebih sensitif terhadap teknologi dan lebih sensitif terhadap likuiditas turun sebanyak 2,8%.

Iris Pang, Kepala Ekonom Greater China di ING Groep NV, mengatakan, tindakan PBOC memiliki efek terbatas dalam mendorong pertumbuhan dan fokusnya harus pada dukungan fiskal. “PBOC sendiri mengatakan bahwa likuiditas cukup, jadi tidak akan banyak berpengaruh pada kebijakan moneter dan itu menyisakan lebih banyak ruang kebijakan untuk sisi fiskal,” katanya kepada Bloomberg, Rabu (20/4).

Menurutnya, persoalan saat ini adalah apakah perbankan China mau menyalurkan pinjaman dan apakah mereka bisa mengidentifikasi debitur dengan kualitas baik.

Analis telah memperkirakan penurunan LPR setelah bank sentral mengambil beberapa langkah baru-baru ini untuk meningkatkan likuiditas dan meringankan biaya pendanaan bagi perbankan dalam upaya untuk memacu pinjaman dan pertumbuhan ekonomi. Namun, beberapa ekonom mengatakan langkah-langkah itu tidak cukup untuk memberikan insentif kepada bank untuk menurunkan suku bunga pinjaman acuan mereka bulan ini.

Perhatian akan beralih ke sinyal pelonggaran apa pun dari pertemuan Politbiro Partai Komunis China, badan pembuat keputusan tingkat tertinggi, yang biasanya dijadwalkan pada akhir April yang membahas ekonomi.

Lebih dari 100 kota telah menurunkan suku bunga hipotek sejak Maret, yang membuatnya kurang mendesak bagi pemberi pinjaman untuk menurunkan LPR, kata Tommy Xie, seorang ekonom di Oversea-Chinese Banking Corp.

Ruang bagi China untuk memangkas suku bunga menyempit karena negara itu telah kehilangan premi imbal hasil atas US Treasury. Sementara, dana kembali ke aset-aset safe haven di tengah sentimen risk-off karena perang di Ukraina dan pengetatan kebijakan oleh bank sentral utama lainnya. Imbal hasil obligasi 10-tahun China sekarang lebih dari 10 basis poin lebih rendah dari yield US Treasury.

Pasar juga akan melihat data kredit untuk mengukur efek dari langkah-langkah pelonggaran bank sentral baru-baru ini. Statistik resmi untuk bulan Maret menunjukkan pelemahan dalam pinjaman jangka panjang oleh perusahaan dan individu, meskipun pinjaman secara keseluruhan meningkat lebih cepat dari yang diharapkan.

Beberapa ekonom juga melihat kemungkinan PBOC memangkas suku bunga kebijakan pada Mei untuk membantu perekonomian. LPR satu tahun sebelumnya diturunkan pada bulan Desember dan Januari, setelah RRR PBOC dan penurunan suku bunga.

Baca Juga: Bank Sentral China Beri Dukungan Finansial Kepada Industri Terdampak Covid-19




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×