Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
ATHENA. Kondisi politik di Yunani masih jauh dari kata stabil. Rencananya, Negeri Para Dewa itu kembali akan menggelar pemilihan umum, yang jaraknya hanya selisih enam pekan dari voting terakhir. Pemilu ini mempertaruhkan nasib Yunani di Eropa serta terancamnya penggelontoran bailout internasional.
Kemarin (16/5), Panagiotis Pikrammenos, head of Greece's Council of State, diambil sumpahnya sebagai pengambil alih sementara (caretaker) pemerintahan. Pengumuman mengenai tanggal digelarnya pemilu akan diputuskan setelah parlemen baru diambil sumpahnya hari ini (17/5). Diprediksi, pemilu Yunani akan digelar 17 Juni mendatang.
Perhelatan pemilu kali ini mennyusul digelarnya pemilu pada 6 Mei lalu yang mendorong partai politik oposisi Yunani untuk menolak bailout internasional. Hal ini yang menimbulkan spekulasi bahwa Yunani akan keluar dari zona Eropa.
Selain itu, hasil jajak pendapat warga Yunani menunjukkan, partai Syriza akan menang pada pemilihan berikutnya. Jika hal itu terjadi, dapat dipastikan upaya Yunani untuk mendapatkan dana tunai pada awal Juli akan sulit terpenuhi.
"Yunani menghadapi dua pilihan dari pemilu kali ini. Kami bisa merubah segalanya di Yunani, bersama dengan Eropa yang juga berubah. Atau, kami dapat hidup melalui ketakutan dan isolasi dengan keluar dari zona Eropa dan melepas semua yang telah kami bangun," jelas Antonis Samaras, pimpinan New Democracy Party dalam pernyataannya di NET TV, televisi milik pemerintah.













