kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,47   -2,07   -0.23%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asia Dilanda Gelombang Panas Ekstrem, Banyak Sekolah Ditutup


Senin, 29 April 2024 / 06:20 WIB
Asia Dilanda Gelombang Panas Ekstrem, Banyak Sekolah Ditutup
ILUSTRASI. ?Gelombang cuaca yang sangat panas telah melanda Kawasan Asia selama seminggu terakhir. ANTARA FOTO/Syaiful Arif/tom.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Gelombang cuaca yang sangat panas telah melanda Kawasan Asia selama seminggu terakhir. Gelombang panas ini telah menyebabkan suhu mencapai 45 derajat Celsius (113 derajat Fahrenheit) dan memaksa ribuan sekolah meminta siswanya untuk tinggal di rumah.

Mengutip AFP, pada Minggu (28/4/2024), Filipina mengumumkan penangguhan kelas tatap muka di semua sekolah negeri selama dua hari setelah suhu rekor cuaca panas terjadi di ibu kota Manila.

Banyak sekolah di Filipina tidak memiliki AC, sehingga siswa harus kepanasan di ruang kelas yang padat dan berventilasi buruk.

Cuaca panas terus berlanjut pada hari Minggu di Manila, sehingga banyak orang berbondong-bondong ke pusat perbelanjaan ber-AC dan kolam renang untuk mencari Udara dingim.

Di Thailand, setidaknya 30 orang telah meninggal karena sengatan panas sepanjang tahun ini.  Departemen meteorologi Thailand memperingatkan adanya “kondisi buruk” setelah suhu di provinsi utara melebihi 44,1 derajat Celsius pada hari Sabtu (27/4/2024).

Dan di Kamboja, Myanmar, Vietnam, India dan Bangladesh, para peramal cuaca memperingatkan bahwa suhu bisa melebihi 40 derajat Celcius dalam beberapa hari mendatang. Itu sebabnya masyarakat harus waspada.

Baca Juga: Thailand Dilanda Gelombang Panas di Atas 40 Cerajat Celsius, 30 Orang Tewas

“Saya tidak berani keluar pada siang hari. Saya khawatir kita akan terkena sengatan panas,” kata seorang kasir berusia 39 tahun di Yangon, Myanmar, yang bernama San Yin.

Dia mengatakan dia pergi ke taman bersama suami dan putranya yang berusia empat tahun pada malam hari untuk menghindari panasnya apartemen mereka di lantai empat.

“Ini adalah satu-satunya tempat yang bisa kami tinggali untuk menghindari panas di lingkungan kami,” katanya.

Suhu global mencapai rekor tertinggi tahun lalu. Badan iklim PBB pada hari Selasa mengatakan bahwa Asia mengalami pemanasan dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Penelitian ilmiah yang ekstensif menemukan bahwa perubahan iklim menyebabkan gelombang panas menjadi lebih lama, lebih sering, dan lebih intens.

Menurut pemantau cuaca pekan lalu, Myanmar mencatat suhu 3-4C lebih tinggi dibandingkan rata-rata bulan April.

Dan pada hari Minggu, peramal cuaca nasional memperkirakan suhu di pusat kota Mandalay Myanar bisa meningkat hingga 43C.

Kementerian Air dan Meteorologi di Kamboja memperingatkan bahwa suhu juga bisa mencapai 43 derajat Celcius di beberapa wilayah di negara itu pada minggu depan.

Baca Juga: Tahun 2023 Diproyeksi Jadi Tahun Terpanas yang Pernah Tercatat

Sementara, Kementerian Kesehatan Kamboja menyarankan masyarakat untuk memantau kesehatan mereka selama cuaca panas terkait perubahan iklim.

Suhu di Vietnam juga diperkirakan akan tetap tinggi selama lima hari libur nasional, dengan perkiraan suhu mencapai 41C di wilayah utara.

Peramal cuaca di wilayah itu mengatakan cuaca akan tetap sangat panas hingga akhir April, dan kondisi lebih dingin diperkirakan terjadi pada bulan Mei.

Departemen cuaca India mengatakan pada hari Sabtu bahwa kondisi gelombang panas yang parah akan terus berlanjut hingga akhir pekan di beberapa negara bagian, dengan suhu melonjak hingga 44C di beberapa lokasi.

Negara demokrasi terbesar di dunia ini sedang mengadakan pemilihan umum selama enam minggu yang menyaksikan jutaan pemilih mengantri di tengah suhu yang sangat panas pada hari Jumat.

Baca Juga: Perubahan Iklim Kian Nyata, Suhu Kota Milan Catat Rekor Tertinggi Sejak 1763

Komisi pemilu India mengatakan pihaknya telah membentuk satuan tugas untuk meninjau dampak gelombang panas dan kelembapan sebelum setiap putaran pemungutan suara.

Dan di Bangladesh, jutaan siswa kembali ke sekolah yang telah ditutup karena suhu ekstrem, meskipun biro cuaca pada hari Minggu mengatakan bahwa gelombang panas akan terus berlanjut setidaknya selama tiga hari ke depan.

"Saya pergi ke sekolah bersama putri saya yang berusia 13 tahun. Dia senang sekolahnya dibuka. Tapi saya tegang," kata Lucky Begum, yang putrinya bersekolah di sekolah negeri di Dhaka.

“Panasnya terlalu menyengat,” katanya kepada AFP. “Dia sudah mengalami ruam panas karena berkeringat. Saya harap dia tidak sakit.”




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×