kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dukungan terhadap Bletter kian menyusut


Jumat, 29 Mei 2015 / 22:56 WIB
Dukungan terhadap Bletter kian menyusut
ILUSTRASI. 6 Manfaat Kombucha untuk Kecantikan Kulit.


Sumber: Reuters,Bloomberg | Editor: Yudho Winarto

RIO DE JANEIRO. Dukungan terhadap kandidat incumbent Presiden FIFA Sepp Blatter kian menyusut jelang pemilihan pimpinan badan sepak bola dunia tersebut. Pendukung lamanya di Karibia mengatakan mereka mungkin mengalihkan dukungan mereka kepada saingannya, Pangeran Ali Bin Al Hussein. 

Amerika dan Kanada juga mengumumkan dukungan untuk pangeran Yordania itu. "Ada banyak orang yang ingin perubahan," kata Michael Van Praag, Dutch Soccer Head.

Sebelumnya, Presiden Federasi Sepak Bola Selandia Baru (NZF) Mark Aspden menyatakan hal itu meskipun 11 negara anggota Konfederasi Sepak Bola Oseania (OFC) sepakat mendukung Sepp Blatter.

"Peristiwa yang baru terjadi memunculkan pertanyaan bahwa pertandingan telah digiring ke dalam kenistaan dan kami butuh perubahan. Kami sudah melihat calon terbaik yang kami yakini mampu memimpin FIFA. Kami tidak percaya reformasi dapat terjadi di bawah kepemimpinan Blatter," kata Aspden.

Blatter yang mengincar jabatan kelimanya menolak mundur sebagai pucuk pimpinan Federation Internationale de Football Association (FIFA) setelah terjadi skandal korupsi yang melibatkan sejumlah pejabat di organisai sepak bola dunia itu.

Akibatnya, Blatter kehilangan dukungan dari Eropa, sementara Australia, Amerika Serikat, dan Kanada.

Selandia Baru menolak memilih Blatter karena sikap tidak bertanggung jawab atas skandal yang terjadi di FIFA bertentangan dengan norma yang berlaku di Selandia Baru.

"Jika organisasi di sini (Selandia Baru) bermasalah etika, maka tidak mungkin petingginya tidak mundur dalam situasi seperti itu," tutur Aspden.

Dia mengatakan sikapnya untuk berpaling dari Blatter tidak bermaksud untuk memengaruhi suara dari 10 negara OFC. Bagaimana pun, Selandia Baru adalah anggota paling berpengaruh di OFC setelah Australia memilih bergabung dengan Asian Football Confederation (AFC) pada 1 Januari 2006.


Berita Terkait



TERBARU

[X]
×