Sumber: Channel News Asia | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump akan memerintahkan stafnya untuk mengumumkan negara-negara yang bertanggungjawab atas defisit neraca perdagangan AS yang nilainya mencapai hampir US$ 50 miliar pada hari ini (31/3).
Para pejabat tinggi pemerintahan AS mengatakan Trump akan mengeluarkan dua perintah eksekutif yang bertujuan menemukan akar penyebab di balik terjadinya defisit perdagangan Amerika. Ini merupakan langkah pertama AS yang mengimplementasikan retorika perdagangan ke dalam tindakan nyata.
Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan satu perintah eksekutif akan memerintahkan analis menganalisa satu per satu transaksi perdagangan dengan perbandingan negara dengan negara dan produk dengan produk. Analisis ini harus dilaporkan kembali kepada Trump dalam 90 hari ke depan.
Mereka akan mencari bukti 'kecurangan', perilaku tidak pantas, kesepakatan perdagangan yang belum dijalankan sesuai janji, pelanggaran hukum, jomplangnya nilai tukar, dan masalah dalam World Trade Organization.
"Hal ini akan menjadi dasar keputusan bagi pemerintah," katanya.
Perintah ini muncul sepekan sebelum pertemuan Trump dengan Presiden China Xi Jinping. Banyak pihak yang menilai, hal ini merupakan peringatan dini atas Beijing.
"Berdasarkan data yang ada, salah satu sumber defisit perdagangan AS adalah China," kata Ross seraya menambahkan ada sejumlah negara lain yang juga masuk dalam daftar.
Beberapa negara yang disebut dalam daftar 'curang' di antaranya: Jepang, Jerman, Meksiko, Irlandia, Vietnam, Italia, Korea Selatan, Malaysia, India, Thailand, Prancis, Swiss, Taiwan, Indonesia, dan Kanada.
Meski demikian, Ross bilang, terjadinya defisit bukan berarti AS akan mengambil aksi balasan.
"Cukup sulit dikatakan bahwa seseorang melakukan aksi kecurangan jika mereka memproduksi barang yang kita tidak bisa produksi. Di sejumlah kasus, ada negara yang membuat produk lebih baik atau harganya lebih murah dari kita," tambahnya.
Dia kembali menekankan, "Bukan berarti semua orang yang masuk dalam daftar berlaku curang."
Sekadar mengingatkan, saat kampanye dulu, Trump berjanji akan menciptakan hubungan perdagangan Amerika dengan dunia dengan basis yang lebih menguntungkan dan mengedepankan Amerika.