kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jepang mengguyur stimulus US$ 265 miliar


Kamis, 28 Juli 2016 / 06:05 WIB
Jepang mengguyur stimulus US$ 265 miliar


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

TOKYO. Jepang masih kesulitan mendongkrak ekonominya. Demi mengerek pertumbuhan ekonomi, Pemerintah Jepang pun kembali menggelontorkan paket stimulus. Nilai stimulus ekonomi itu tak kepalang tanggung yakni sekitar ¥ 28 triliun atau setara dengan US$ 265 miliar.

Namun, Pemerintah Jepang tidak menjelaskan secara detail target pertumbuhan ekonomi yang bisa dihasilkan dari gelontoran stimulus tersebut. Media lokal Jiji melaporkan, paket stimulus baru tersebut melebihi perkiraan awal yang sekitar ¥ 20 triliun. Jumlah itu termasuk ¥ 13 triliun untuk stimulus fiskal.

Reuters melaporkan, jumlah stimulus ini sekitar 6% ukuran ekonomi Jepang. Kucuran dana segar ini digunakan untuk belanja pemerintah pusat dan daerah serta program pinjaman.

Keputusan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ini lebih awal dari yang diharapkan pasar. Ini karena Pemerintah Jepang ingin segera mencocokkan rencana belanja untuk tahun fiskal mendatang. Apalagi, Bank of Japan (BOJ) juga melonggarkan lagi kebijakan moneternya.

Rincian detail program stimulus itu memang belum diumumkan. Tapi, Jiji menulis, rincian stimulus kemungkinan diumumkan pada pekan depan. Hasil stimulus Menurut sumber Reuters, paket stimulus awalnya bernilai ¥ 20 triliun.

Sumber yang sama memperkirakan, belanja pemerintah pusat dan daerah hanya akan memakan dana sebesar ¥ 3 triliun. Sedangkan sisanya untuk subsidi pengembangan bisnis dan program pinjaman.

"Jumlah itu sangat besar sehingga paket stimulus pasti akan memiliki dampak ekonomi yang besar. Tidak mungkin untuk menghabiskan banyak uang dalam satu anggaran tambahan," kata Hiroshi Miyazaki, ekonom senior Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.

Dia juga memproyeksikan, stimulus tersebut akan digunakan untuk beberapa tahun ke depan. Ruang gerak ekonomi Jepang makin terbuka karena BOJ juga bakal melonggarkan kebijakan moneter termasuk meningkatkan pembelian utang pemerintah.

"Sehingga Anda bisa mengatakan BOJ dapat menyerap utang baru," ujar Miyazaki.

Saat ini, banyak bank sentral yang cenderung menunda mengambil tindakan dan menanti arah kebijakan The Federal Reserve. Tapi, Jepang bereaksi cepat dan memilih menggelontorkan paket stimulus fiskal dan menunda kenaikan pajak penjualan. Ini untuk mengerek pertumbuhan ekonomi dan melancarkan target inflasi sebesar 2%.

Rencana Abe menyusun paket stimulus sejatinya sudah dilakukan sejak awal bulan ini. Abe memandang langkah ini penting karena Jepang sedang dirundung perlambatan konsumsi. Padahal selama tiga tahun terakhir Jepang sudah menerapkan kebijakan bunga rendah.

Pemerintah Jepang pun sudah mengerek belanja. Tapi ternyata hal tersebut tidak mampu mengungkit pertumbuhan ekonomi.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×