kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Myanmar macan baru ekonomi Asia


Jumat, 10 Maret 2017 / 06:17 WIB
Myanmar macan baru ekonomi Asia


Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

YANGON. Myanmar bakal menjadi kekuatan ekonomi Asia baru. Pertumbuhan ekonomi Myanmar tahun ini digadang-gadang akan menyalip Thailand, sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Asia Tenggara. Potensi pertumbuhan ekonomi Myanmar bahkan diprediksi melewati 10%.

Perubahan politik yang terjadi di Myanmar disebut menjadi penggerak ekonomi negara yang dijuluki sebagai Tanah Emas tersebut. Rezim baru Myanmar yang sebelumnya dikuasai oleh militer, kini semakin terbuka dengan sejumlah investor.

Myanmar telah memulai reformasi demokrasi dan ekonomi sejak tahun 2011 silam. Sebelumnya, ekonomi Myanmar dikuasai sepenuhnya oleh perusahaan milik negara.

Dana Moneter Internasional atawa International Monetary Fund (IMF) memprediksi Myanmar menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat pada tahun ini. Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi negara tersebut tercatat sebesar 8,1%.

Duta Besar Inggris untuk Myanmar Andrew Patrick yakin, Myanmar akan menjadi negara satu-satunya dengan potensi pertumbuhan 10%. Bahkan menjadi pertumbuhan ekonomi tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

Memang Myanmar membutuhkan waktu lebih untuk memacu sehingga dapat membukukan pertumbuhan ekonomi tertinggi. "Namun pertumbuhan ini bisa terjadi setelah pencapaian sebesar 6% dan lalu menjadi 8%. Karenanya pertumbuhan 10% tentu saja bisa terealisasi," terang Patrick seperti dikutipĀ Bloomberg, Kamis (9/3).

Meski minat berinvestasi di Myanmar makin tinggi, Patrick juga menyebut tantangan besar dihadapi para investor kala hendak berinvestasi. Misalnya, pasokan listrik yang terbatas, kurangnya penjelasan tentang aturan investasi serta tingginya biaya untuk melakukan bisnis.

Reformasi perbankan

Di sektor keuangan, Myanmar juga sedang berusaha meningkatkan jumlah kepemilikan rekening bank. Patrick menyebut sektor keuangan belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Cara tersebut dapat mengejar ketertinggalan negara tersebut dalam menghadapi risiko ekonomi ke depan.

Sebagai permulaan, Myanmar sedang memulai melakukan audit komprehensif terhadap bank milik negara (BUMN) untuk mendorong modernisasi sistem keuangan negara. Hal ini juga dilakukan sebagai antisipasi risiko atas pertumbuhan ekonomi Myanmar yang terbilang pesat.

Menggandeng Bank Dunia, pemerintahan Aung San Suu Kyi bekerjasama melakukan restrukturisasi sektor perbankan. Myanmar akan merombak empat bank BUMN yang memiliki aset seperlima dari dari produk domestik bruto (PDB) Myanmar atau senilai US$ 63 miliar.

Menurut Suu Kyi, saat ini pemerintah sedang berusaha memperluas masuknya investor ke sektor keuangan. Restrukturisasi bank BUMN memungkinkan ke depan untuk menawarkan saham ke investor asing.

Pimpinan Konsul Bank Dunia Nagavalli Annamalai mengatakan, sistem perbankan akan menjadi kunci utama untuk pembangunan ekonomi. Restrukturisasi perbankan menjadi tugas penting bagi Myanmar untuk ekonomi yang lebih baik.

Sementara, Profesor Departemen Ekonomi Macquarie, Sean Turnell berpendapat, audit transparan perlu dilakukan untuk kebaikan bank-bank di Myanmar. "Ini merupakan agenda ekonomi reformasi terbesar Myanmar," imbuh Turnell.




TERBARU

[X]
×