kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pernah merasakan dinginnya jeruji besi (3)


Kamis, 27 Juli 2017 / 11:18 WIB
Pernah merasakan dinginnya jeruji besi (3)


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Tri Adi

Nama besar sang kakek yang merupakan pendiri Samsung Group, tidak memberikan jaminan bagi Lee Jay Hyun terbebas dari aksi penegak hukum. Miliarder pemilik kekayaan US$ 2,1 miliar ini, sempat berhadapan dengan aparat hukum, dengan tudingan penggelapan pajak dan penggelapan dana. Jay Hyun sempat merasakan hidup di balik jeruji besi, hingga akhirnya Presiden Korea Selatan pada Agustus 2016 memberikan pengampunan baginya.

Layaknya kebanyakan pebisnis besar, Lee Jay Hyun, pemimpin  CJ Group juga tak luput dari cobaan. Tidak tanggung-tanggung, cucu dari pendiri Samsung Group, Lee Byung Chull ini harus berhadapan dengan aparat penegak hukum.

Pada tahun 2014, aparat di Korea Selatan menjebloskan Jay Hyun ke penjara karena terjerat kasus penggelapan dan penghindaran pajak. Ia dituding mengumpulkan dana secara tidak sah, lewat aksi penghindaran pajak senilai 70 miliar won atau setara dengan US$ 61,4 juta. Dia juga tuduh telah menggelapkan uang CJ Group senilai 100 miliar won.

Konglomerat yang juga masuk dalam jajaran orang terkaya dunia itu, juga disangka menimbulkan kerugian senilai 35 miliar won bagi CJ Group dengan membeli dua bangunan di Tokyo, Jepang secara ilegal.

Tidak berhenti sampai di sana, Jay Hyun juga harus berhadapan dengan aparat penegak hukum lantaran diduga membeli 300 karya seni, seperti Andy Warhol dan Jeff Koons, sejak 2005 dengan dana perusahaan untuk menghindari pajak. Pada akhirnya, sepak terjang Jay Hyun tersebut mendapat ganjaran berupa hukuman penjara dua setengah tahun dan denda 25,2 miliar won atau setara dengan U$ 22,8 juta.

Seperti diberitakan www.nytimes.com pada Juli 2013 silam, Jay Hyun menjadi konglomerat pertama yang ditangkap pemerintah sejak Presiden Korsel saat itu, Park Geun-hye menjabat.

Perkara Jay Hyun terjadi, bertepatan dengan maraknya seruan publik Korea Selatan yang meminta demokratisasi ekonomi lebih diperhatikan di Negeri Gingseng. Maraknya tuntutan publik direspon Presiden Geun-hye pada pidato pelantikannya sebagai presiden, dengan janji bakal menghadapi para konglomerat yang terlibat dalam kejahatan kerah putih.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×