Reporter: Umi Kulsum | Editor: Tri Adi
Tidak dipungkiri, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan sangat bergantung kepada ekspor dan ekspansi perusahan-perusahaan yang dikendalikan oleh sekelompok kecil konglomerat atau yang disebut juga "Chaebol".
Chaebol-Chaebol tersebut sebelumnya telah giat melobi Majelis Nasional Korea Selatan yang memprotes regulasi ketat dari otoritas. Cara itu justru akan merusak daya saing dan keuntungan produk mereka. Mereka menegaskan, pada akhirnya yang akan dirugikan adalah pemerintah, karena kehilangan potensi pajak dari para konglomerat.
Saat menjalani hukuman, beberapa kali pria yang lahir pada 19 Maret 1960 ini harus mendapat perawatan insentif karena menderita penyakit serius yang mempengaruhi fungsi syaraf tulang dan kaki. Selain itu, Jay Hyun juga menderita gagal ginjal kronis dan komplikasi lainnya.
Pada Agustus 2016, Jay Hyun akhirnya bisa menghirup udara bebas, setelah Presiden Park Geun-hye mengampuninya. Pascakasus ini, CJ Group mengalami kekosongan pemimpin dan dalam beberapa tahun kinerja perseroan melambat dengan pertumbuhan bisnis satu digit.
Meski begitu, manajemen CJ Group tetap optimistis perusahaan yang dahulu bernama Cheil Jedang ini akan mampu melanjutkan usahanya . Sebelumnya, Jay Hyun telah menyusun blue print (cetak biru) rencana ekspansi CJ Group ke depan.
Hingga tahun 2020, keuntungan perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1953 itu, diprediksi menyentuh pendapatan senilai 100 triliun won. Dari total pendapatan itu, manajemen CJ Group juga membidik 70% pendapatannya berasal dari pasar luar negeri.
Sampai akhir 2016, CJ Group membukukan total pendapatan senilai 24 triliun won, yang setara US$ 26,82 miliar. Pendapatan CJ Group tahun 2016 meningkat 13,20% dari tahun 2015.
(Bersambung)
Berita Terkait
Mewarisi bisnis makanan dari pendiri Samsung (1)
