CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.874   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Trump: Korea Utara masih jadi ancaman yang luar biasa


Sabtu, 23 Juni 2018 / 14:54 WIB
Trump: Korea Utara masih jadi ancaman yang luar biasa
ILUSTRASI. Kim Jong Un dan Donald Trump


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump telah memperbarui sanksi terhadap Korea Utara, dengan mengatakan Korut memiliki "ancaman luar biasa" dari senjata nuklirnya. Pernyataan ini dikeluarkan hanya selang dari 10 hari setelah Trump bilang bahwa tidak ada risiko dari Pyongyang.

"Tidak ada lagi Ancaman Nuklir dari Korea Utara," demikian tweet Trump pada 13 Juni lalu, sehari setelah dirinya bertemu dengan pemimpin Korut Kim Jong-un di Singapura.

Pertemuan itu dilakukan ketika AS dan Korea Selatan membatalkan dua latihan lagi. Pentagon mengatakan, tujuannya adalah untuk mendukung negosiasi diplomatik.

Sebelumnya, pada keputusan awal pekan ini, AS dan Korsel menangguhkan latihan militer gabungan utama mereka yang telah direncanakan pada Agustus mendatang.

Presiden Trump berjanji untuk mengakhiri "permainan perang" tahunan antar sekutu dalam pertemuannya dengan Kim. Dia  menyebut pula aksi tersebut "provokatif" dan "mahal".

Itu mengejutkan banyak orang, karena AS sebelumnya berpendapat bahwa latihan itu murni defensif dan kunci bagi aliansi militernya dengan Seoul.

Apakah Trump mengubah nadanya tentang Korea Utara?

Memang terdengar seperti itu. Tetapi AS telah memiliki strategi "darurat nasional" terkait hal-hal yang berkaitan dengan Korea Utara sejak 2008. Sejak itu, presiden secara rutin memperbarui status itu - dan sanksi anti-Pyongyang yang menyertainya.

Presiden Trump memperpanjang keadaan darurat nasional pada hari Jumat karena "keberadaan dan risiko proliferasi bahan fisil yang dapat digunakan sebagai senjata di Semenanjung Korea dan tindakan dan kebijakan Pemerintah Korea Utara".

"Hal ini terus menimbulkan ancaman yang tidak biasa dan luar biasa terhadap keamanan nasional, kebijakan luar negeri, dan ekonomi Amerika Serikat," katanya dalam sebuah pemberitahuan kepada Kongres.

Demokrat mengatakan, bahasa Gedung Putih terbaru bertentangan dengan pernyataan presiden sebelumnya yang membanggakan tentang keberhasilan KTT Singapura. Dalam tweet lain pada 13 Juni, dia mengatakan orang Amerika bisa "tidur nyenyak malam ini!".

"Laporan pemerintahan Presiden Trump sendiri benar-benar melemahkan pernyataannya selama beberapa minggu terakhir," kata Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer.

"Kami harus memperlakukan negosiasi ini jauh lebih serius daripada hanya melihatnya sebatas foto. Mengatakan masalah Korea Utara terpecahkan tidak membuatnya begitu," jelasnya.

Pada pertemuan bersejarah di Singapura, Trump dan Kim menandatangani pernyataan di mana AS menawarkan "jaminan keamanan" untuk Korea Utara, dan Korea Utara berjanji untuk "bekerja menuju denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea "- tanpa mendefinisikan apa artinya itu.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa sanksi terhadap Korea Utara akan tetap di tempat sementara negosiasi berlanjut atas persenjataan nuklirnya.

Namun media pemerintah Korea Utara melaporkan bahwa Trump setuju untuk "mencabut sanksi" karena kemajuan hubungan keduanya.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×