Reporter: kompas.com | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JERMAN. Mark Zuckerberg kembali mendapat sorotan dunia. Bukan soal kebocoran data, namun soal komentarnya yang mengizinkan pengguna Facebook untuk tidak mempercayai adanya peristiwa Holocaust (holocaust denial).
Holocaust sendiri adalah peristiwa pembantaian besar-besaran atau genosida yang dilakukan oleh Jerman pada kaum Yahudi di Perang Dunia Kedua. Menurut sejarah, pembantaian ini memakan jutaan korban jiwa.
Kejadian ini memang sangat sensitif untuk dibahas. Pasalnya ada dua kubu yang seringkali memperdebatkan apakah Holocaust ini nyata atau sekadar rekayasa. Kubu yang menyangkal peristiwa tersebut kerap disebut holocaust denier ini berseliweran di media sosial termasuk Facebook.
Zuckerberg sendiri dalam sebuah wawancara dengan Recode mengatakan bahwa Facebook tidak akan melarang dan menghapus unggahan pengguna tentang ketidakpercayaan terhadap kejadian Holocaust. Komentar inilah yang kemudian "memanaskan" banyak pihak.
"Penyangkalan peristiwa Holocaust adalah taktik penipuan yang disengaja oleh orang-orang yang mengancam Yahudi," ungkap Jonathan Greenblatt, National Director dari Anti-Defamation League, organisasi yang memperjuangkan nasib kaum Yahudi. "Facebook memiliki kewajiban moral dan etis untuk tidak mengizinkan penyebarnya," lanjutnya.