kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

1 Tewas Akibat Turbulensi Parah Singapore Airlines, Apa Itu Turbulensi Pesawat?


Rabu, 22 Mei 2024 / 05:46 WIB
1 Tewas Akibat Turbulensi Parah Singapore Airlines, Apa Itu Turbulensi Pesawat?
ILUSTRASI. Seorang penumpang meninggal dunia karena dugaan serangan jantung setelah mengalami turbulensi pesawat Singapore Airlines. Obtained by Reuters/Handout via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Pada Selasa (21/5/2024), seorang penumpang meninggal dunia karena dugaan serangan jantung dan 30 lainnya terluka setelah Singapore Airlines yang terbang dari London ke Singapura mengalami turbulensi parah.

Turbulensi tersebut memaksa jet Boeing 777-300ER dialihkan ke Bangkok.

Apa yang dimaksud dengan turbulensi?

Mengutip Reuters, turbulensi merupakan kondisi Ketika kecepatan aliran Udara berubah drastis. Turbulensi bisa disebabkan oleh banyak hal. Yang paling jelas adalah pola cuaca yang tidak stabil yang memicu badai.

Singapore Airlines belum mengumumkan jenis turbulensi apa yang terjadi. Layanan pelacakan FlightRadar24 mengatakan, ada badai yang terjadi di daerah tersebut pada saat itu.

Apa yang dimaksud dengan Clear Air Turbulence?

Menurut Federal Aviation Administration, dikenal dengan singkatannya CAT, ini adalah pusaran yang tiba-tiba dan parah yang menyebabkan hentakan keras pada pesawat meskipun tidak ada awan.

Turbulensi ini dapat muncul tanpa peringatan dan sulit diprediksi. 

Baca Juga: Inilah Korban Tewas dalam Insiden Turbulensi Singapore Airlines

Mark Prosser dari University of Reading mengatakan peristiwa hari Selasa kemungkinan besar melibatkan turbulensi konvektif atau terkait badai, namun menekankan bahwa hal ini masih terlalu dini untuk memastikannya.

Investigasi telah diluncurkan dan para ahli menekankan bahwa kecelakaan pesawat biasanya melibatkan kombinasi beberapa faktor.

Seberapa umum turbulensi terjadi?

Menurut studi tahun 2021 yang dilakukan oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS, insiden terkait turbulensi sering terjadi.

Dari tahun 2009 hingga 2018, ditemukan bahwa turbulensi menyumbang lebih dari sepertiga kejadian yang dilaporkan dan sebagian besar mengakibatkan satu atau lebih cedera serius, namun tidak ada kerusakan pada pesawat.

Namun turbulensi fatal dalam perjalanan udara masih sangat jarang terjadi.

"Sejauh yang saya tahu, sudah lebih dari 25 tahun sejak seorang penumpang tewas akibat turbulensi pesawat komersial," kata Paul Hayes, direktur keselamatan di kelompok data penerbangan Cirium Ascend yang berbasis di Inggris.

Kecelakaan fatal terakhir terkait turbulensi di database Cirium melibatkan United Airlines Boeing 747 pada tahun 1997.

Baca Juga: Singapore Airlines Turbulensi Parah, Orang-Orang Terlempar ke Udara, Kata Penumpang

Pesawat apa yang paling tahan turbulensi?

Menurut Hayes, dalam hal strukturnya, semua jet komersial modern dibuat untuk mengatasi kekuatan yang berkali-kali lipat lebih besar daripada yang dialami dalam penerbangan.

Namun menurut situs prakiraan turbulensi Swedia, Turbli, perasaan yang dialami penumpang bervariasi dari satu pesawat ke pesawat lainnya dan dari kursi ke kursi.

Pesawat panjang bisa merasakan turbulensi paling besar di bagian belakang dan tempat yang ideal adalah di sekitar pusat gravitasi, yang biasanya berada tepat di depan sayap.

Boeing 787-9 berteknologi tinggi, dengan "Sistem Pengentasan Gust" dari Honeywell, menempati urutan pertama dalam menangani turbulensi, menurut Turbli. 

Berikutnya adalah Airbus A340-500/600, meskipun model bermesin empat ini tidak lagi banyak digunakan karena masalah bahan bakar.

Keluarga Boeing 777 secara luas dipandang memiliki catatan keselamatan yang kuat - tidak termasuk Malaysia Airlines MH17 yang jatuh karena rudal di Ukraina dan hilangnya MH370 secara misterius, keduanya pada tahun 2014. 

Baca Juga: Singapore Airlines Mendarat Darurat di Bangkok, 1 Tewas, 30 Cedera

Pentingnya seatbelt

Serikat pilot dan pramugari maskapai penerbangan AS mengatakan kepada Reuters bahwa insiden tersebut menyoroti pentingnya mengikuti instruksi kru dan mengenakan sabuk pengaman setiap kali duduk.

Namun mereka memperingatkan bahwa membiarkan tanda sabuk pengaman terus menyala dapat mengikis maknanya dan penumpang dapat mulai mengabaikannya.

Mereka yang paling rentan cedera adalah kru pesawat yang harus berkeliling kabin untuk memeriksa apakah sabuk pengaman telah dipasang ketika rambu-rambu menyala.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×