Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Presiden terpilih Donald Trump akan menjabat untuk kedua kalinya pada tanggal 20 Januari 2025.
Perubahan besar diharapkan terjadi karena kebijakan yang diusulkannya. Meskipun ia telah menjanjikan perubahan ekonomi bagi negara, perubahan tersebut mungkin tidak sesuai dengan harapan masyarakat.
Alih-alih warga Amerika mendapatkan lebih banyak uang di kantong mereka, keadaan justru bisa menjadi lebih mahal.
Melansir GoBankingRates, Trump telah berjanji untuk mengenakan tarif 10% pada impor global, tarif 60% pada barang yang berasal dari Tiongkok dan, hingga persyaratannya terpenuhi, tarif 25% pada impor Kanada dan Meksiko, yang akan diberlakukannya pada hari pertama masa jabatan barunya.
Kebijakan ini kemungkinan akan meningkatkan harga barang-barang rumah tangga sehari-hari.
“AS mengimpor berbagai perangkat elektronik, seperti tablet, ponsel pintar, dan laptop, dari Tiongkok,” kata Anna Yen, CFA, dari MoneyLion.
Dia menambahkan, “Kenaikan tarif impor dapat mengakibatkan kenaikan harga hingga 46% untuk barang-barang ini. Oleh karena itu, barang-barang ini bisa menjadi kurang terjangkau bagi kelas menengah.”
Namun, itu belum semuanya. Harga peralatan rumah tangga, seperti lemari es, blender, dan mesin pencuci piring, akan lebih mahal.
Baca Juga: Donald Trump Akan Mengesahkan 50 Perintah Eksekutif di Hari Pertama Bekerja
“Saat ini, barang-barang ini sudah cukup mahal,” kata Yen. “Kenaikan tarif impor dapat menaikkan harga lebih jauh sekitar 19%.”
Barang-barang sehari-hari bukanlah satu-satunya barang yang mungkin akan dibeli konsumen dengan harga lebih mahal.
Berikut adalah empat barang yang mungkin tidak mampu dibeli oleh kelas menengah setelah Trump kembali ke Gedung Putih.
Asuransi dan Perawatan Kesehatan
Menurut Departemen Keuangan AS, pada tahun 2024, 20,8 juta orang mendaftar untuk Undang-Undang Perawatan Kesehatan Terjangkau (Affordable Care Act/ACA), dan harga diperkirakan akan melonjak di bawah kepemimpinan Trump.
“Premi bulanan mungkin meroket hingga 20%-30% untuk keluarga kelas menengah, kondisi yang sudah ada sebelumnya dapat kembali menjadi penghalang untuk mendapatkan perlindungan, banyak pemberi kerja mungkin mengurangi manfaat kesehatan untuk memangkas biaya, dan harga obat resep dapat meningkat tanpa kontrol harga,” kata pakar keuangan Andrew Lokenauth, pendiri TheFinanceNewsletter.com.
Baca Juga: Tiga Penguasa Jagad Digital Akan Hadiri Pelantikan Donald Trump