Sumber: Inc. | Editor: Noverius Laoli
Lingkungan kerja yang serba cepat adalah norma. Setiap orang harus bereaksi terhadap tantangan yang muncul. Seiring waktu, Anda akhirnya memadamkan "api" alih-alih membangun ruang untuk menjadi proaktif.
Ini adalah satu bidang di mana saya berjuang sendiri; kita merasa lebih seperti petugas pemadam kebakaran daripada seorang CEO. Hari-hari kita dihabiskan dengan bereaksi terhadap pekerjaan yang seharusnya tidak menjadi bagian dari hari kita.
Untuk menumbuhkan perusahaan, kita harus proaktif. Ini berarti kita akan mengerjakan proyek yang memungkinkan perusahaan untuk maju dari siklus kerja saat ini dan tidak menjadi korban masalah langsung.
Baca Juga: Anderson Sumarli, CEO Ajaib Group yang mengawali investasi sejak umur 9 tahun
Ubah pola pikir Anda - buat persentase tertentu dari hari Anda proaktif. Misalkan, angka itu 80%. Periksa kalender minggu lalu untuk menentukan persentase waktu reaktif versus waktu proaktif Anda. Buat sistem yang memungkinkan Anda merampingkan operasi kerja yang Anda sentuh.
Anda mungkin mengotomatiskan beberapa hal. Anda mungkin mendelegasikan orang lain. Kuncinya adalah menjadikan proaktivitas sebagai default Anda.
Pemimpin biasa fokus pada pekerjaan sehari-hari dan membiarkan ketakutan mengendalikan mereka. Pemimpin visioner berpikir ke depan dan menyadari di mana waktu mereka paling baik digunakan.