kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

6 Hal yang Dilakukan Orang Miskin untuk Berpura-pura jadi Kaya Menurut Psikologi


Kamis, 07 November 2024 / 03:35 WIB
6 Hal yang Dilakukan Orang Miskin untuk Berpura-pura jadi Kaya Menurut Psikologi
ILUSTRASI. Dalam masyarakat yang didorong oleh status, untuk menaikkan status kekayaan, seseorang menampilkan perilaku yang berlawanan dengan kondisi keuangannya. REUTERS/Thomas White


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Dalam masyarakat yang didorong oleh status dan penampilan, biasanya untuk menaikkan status kekayaan, seseorang menampilkan perilaku yang berlawanan dengan kondisi keuangannya.

Meski demikian, tidak ada informasi spesifik mengenai hal yang dilakukan orang miskin untuk pura-pura jadi kaya. 

Mengutip New Trader U, berikut ini adalah beberapa ciri-ciri orang miskin yang pura-pura kaya menurut psikologi:

1. Kerap membual soal kekayaan 

Obrolan berlebihan tentang masalah keuangan dapat dilihat sebagai salah satu indikator utama ketidakamanan kekayaan.  

Orang-orang yang benar-benar kaya cenderung mempertimbangkan untuk tidak mendiskusikan masalah keuangan. 

Sementara, mereka yang pura-pura kaya kerap membahas tentang pendapatan, pembelian, atau transaksi keuangan. Tujuannya adalah untuk mengesankan pihak lain tentang kekayaan semunya.

Baca Juga: Satu Karakter Warren Buffett yang Bikin Dirinya Kaya Raya: Mau Mengubah Pikiran

2. Pilihan fashion yang mencolok

Memaksa untuk memakai pakaian dengan fashion yang menyolok bisa mencerminkan perilaku seseorang yang mencoba memainkan peran sebagai orang kaya. 

Di mana orang-orang yang benar-benar kaya condong ke arah bahan berkualitas dan keanggunan yang bersahaja, mereka yang meniru bergaya orang kaya memilih potongan-potongan yang tebal dan berat yang memprioritaskan dampak visual langsung daripada nilai yang bertahan lama.

3. Realitas mewah sewaan

Ekonomi sewa telah memungkinkan perilaku seseorang untuk menampilkan kekayaan melalui akses sementara ke barang -barang mewah. 

Barang-barang mewah ini, mulai dari tas desainer hingga mobil eksotis, menciptakan kesan kemakmuran yang singkat dengan biaya kumulatif yang signifikan.

Pola ini mengungkapkan prioritas penampilan di atas pembangunan aset, seringkali menghambat akumulasi kekayaan sejati.

Baca Juga: Intip 10 Negara Terkaya di Timur Tengah dengan Sumber Minyak Melimpah


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×