kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

6 Kesalahan yang Dilakukan Kelas Menengah sehingga Bikin Hartanya Habis


Jumat, 25 Juli 2025 / 03:30 WIB
6 Kesalahan yang Dilakukan Kelas Menengah sehingga Bikin Hartanya Habis
ILUSTRASI. Ada sejumlah kesalahan yang dilakukan orang setiap hari tanpa menyadarinya, sehingga menggerus harta mereka.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Ketika kita memikirkan kekayaan, kita cenderung berpikir tentang membangun dan mempertahankannya. 

Namun, kita juga perlu melihat sisi lain dari persamaan ini, yaitu kehilangan kekayaan. Kehilangan kekayaan lebih mudah daripada yang Anda bayangkan, dan Anda bisa kehilangan kekayaan secara diam-diam tanpa menyadarinya.

GOBankingRates berbincang dengan para pakar keuangan untuk mempelajari kesalahan-kesalahan yang dilakukan orang setiap hari, tanpa menyadarinya sehingga menggerus harta mereka. Apa saja?

1. Tidak Memantau Pengeluaran

Sudah punya anggaran yang ketat? Bagus! Tetapi apakah Anda juga mengelola dan memantau pengeluaran harian Anda dengan cermat? Jika tidak, kemungkinan besar Anda kehilangan kekayaan.

“Banyak orang salah menilai pengeluaran mereka atau tidak memperhatikan pola pengeluaran mereka,” kata Steven Kibbel CFP, ChFC, CLU, editor senior di InternationalMoneyTransfer.com. 

"Kebocoran" ini dapat menghambat upaya untuk meningkatkan kekayaan. Anda dapat mengurangi pengeluaran yang boros dan meningkatkan tabungan dengan mengawasi pengeluaran Anda dan menyusun anggaran yang matang.

Baca Juga: Setop Beli Mobil Baru untuk Kelas Menengah, Ini Alasannya

2. Menyimpan Uang Tunai Terlalu Banyak

Sangat penting untuk memiliki uang tunai yang mudah diakses jika terjadi keadaan darurat, tetapi penting juga untuk tidak menyimpan terlalu banyak uang tunai di rekening tabungan, meskipun menghasilkan bunga. 

Dengan menyimpan terlalu banyak tabungan dalam bentuk tunai, Anda kehilangan uang dalam jangka panjang.

"Anda tidak hanya kehilangan peluang besar untuk berinvestasi dan mengembangkan uang Anda, tetapi Anda juga membiarkan nilai uang Anda terkikis seiring waktu relatif terhadap inflasi," kata Carla Adams, pendiri dan penasihat keuangan di Ametrine Wealth. 

Dia menambahkan, Anda memang harus menyimpan sebagian uang dalam bentuk tunai (dana darurat biasanya sekitar 3-6 bulan dari biaya hidup Anda). Akan tetapi tabungan jangka panjang sebaiknya diinvestasikan dalam saham dan/atau obligasi.

Ya, berinvestasi di pasar saham memang berisiko, tetapi ada cara untuk melakukannya agar Anda tetap untung.

“Berinvestasi di pasar saham mungkin tampak sangat berisiko — dan memang demikian jika Anda berinvestasi pada saham individual — tetapi jika Anda berinvestasi dalam reksa dana indeks yang luas, Anda dapat mengharapkan tingkat pengembalian rata-rata sekitar 10% per tahun,” kata Adams. 

Baca Juga: Salah Kaprah Kelas Menengah: 6 Barang yang Dibeli dan Dianggap Aset, Padahal Bukan




TERBARU

[X]
×